Sistem penyimpanan energi baterai (BESS) menjadi salah satu pertimbangan untuk
diterapkan guna mendukung mekanisme operasi di jaringan sistem tenaga. Salah satu aplikasi
baterai adalah untuk stabilitas frekuensi yang dapat memberikan regulasi frekuensi yang lebih
baik. BESS merespon kedua peristiwa penurunan dan kenaikan frekuensi dengan memberikan
charge dan discharge sejumlah yang dibutuhkan. Penelitian ini membahas tentang pendekatan
deviasi frekuensi operasi sistem terhadap kriteria frekuensi respon NERC untuk menentukan
kapasitas BESS dalam fungsi regulasi frekuensi di subsistem Provinsi Bali. Respon frekuensi
merupakan perubahan frekuensi yang terjadi karena terjadinya perubahan keseimbangan
sumber daya dan beban dalam suatu sistem. Metodologi dimulai dengan menentukan sebaran
distribusi frekuensi yang terjadi pada sistem untuk mengetahui besarnya deviasi yang terjadi
pada sistem. Lalu penentuan indeks kekuatan sistem yang kemudian menjadi salah satu
parameter perhitungan kapasitas BESS. Dengan kapasitas daya dan energi BESS sebesar 2.7
MW dan 1.6 MWh selanjutnya dilakukan simulasi steady state simetris (RMS) dengan
software DIgSILENT PowerFactory untuk menguji fungsi BESS untuk regulasi frekuensi.
Hasilnya adalah BESS mampu bekerja untuk regulasi frekuensi memenuhi kriteria frekuensi
NERC, dan dengan IRR 9% dan NPV positif investasi BESS memenuhi secara ekonomi