Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara proses manajemen
pengetahuan dan kapabilitas dinamis; untuk menguji pengaruh kapabilitas
dinamis dan manajemen pengetahuan terhadap kinerja perusahaan; untuk
memperluas studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses manajemen
pengetahuan dalam organisasi yaitu habitat belajar, teknologi informasi, dan
keterampilan tipe T; serta untuk memberikan penjelasan kualitatif yang akan
memperkaya pemahaman kita tentang hubungan di antara mereka.
Desain penelitian ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Oleh
karena itu, dipergunakan metode campuran kuantitatif dan kualitatif. Untuk
menguji hipotesis, sampel diambil dari PT.DI sebagai perusahaan padat
pengetahuan. Setelah mendapatkan izin dari manajemen, 200 kuesioner
didistribusikan bersama dengan halaman sampul yang menjelaskan tujuan studi
dan memastikan kerahasiaan responden. Dari 200 kuesioner yang didistribusikan,
140 dikembalikan, 112 siap untuk analisis data dan sudah masuk kategori
mencukupi. Untuk menguji hipotesis, digunakan pemodelan persamaan struktural
dengan partial least square (PLS). Setelah metode kuantitatif menunjukkan
hasilnya, penelitian dilanjutkan dengan tahap kualitatif untuk menambahkan
penjelasan hasil model.
Hasil penelitian menunjukkan proses manajemen pengetahuan berpengaruh
positif terhadap kapabilitas dinamis., kapabilitas dinamis berpengaruh positif
terhadap kinerja. Hasil studi menunjukkan bahwa hipotesa proses manajemen
pengetahuan berpengaruh positif terhadap kinerja tidak didukung. Hal ini berarti
kapabilitas dinamis memediasi penuh hubungan antara manajemen pengetahuan
dan kinerja. Habitat belajar memiliki efek positif terhadap proses manajemen
pengetahuan. Habitat belajar berpengaruh positif terhadap keterampilan tipe-T.
Hipotesa mengenai hubungan antara keterampilan tipe-T dan proses manajemen
pengetahuan tidak didukung. Sementara itu hasil studi mendukung hipotesa
keterampilan tipe-T memiliki efek positif terhadap kapabilitas dinamis. Hubungan
antara variabel-variabel yang dihasilkan dari studi ini diberi nama
“Knowledge-based Dynamic Capability and Performance Model.”
iv
Dengan strategi produksi progresif, PT.DI memperoleh pengetahuan untuk
sertifikasi produk CN-235 dari co-design & co-manufacturing dengan CASA.
Namun, karena dampak krisis moneter pada tahun 1998, beberapa elit
profesional (insinyur terkemuka) meninggalkan perusahaan, yang berarti bahwa
pengetahuan untuk sertifikasi juga meninggalkan perusahaan. Hal ini
meninggalkan 'beban' untuk produksi N219, di mana kemampuan sertifikasi yang
lebih rendah saat ini menjadi masalah nyata PT.DI. Ini, sekali lagi mendukung
argumen bahwa kapabilitas dinamis dibangun di atas manajemen pengetahuan
yang efektif.
Teknologi Informasi adalah elemen pendukung sebagai bagian dari kegiatan
operasi / produksi dan berbagi pengetahuan. Beberapa dukungan teknologi
informasi belum terintegrasi. Karyawan berketerampilan tipe-T menjadi
kebutuhan alami organisasi, karena PT.DI intensif berkolaborasi dengan mitra
eksternal, baik itu pelanggan, pemasok, atau kegiatan desain-bersama / produksi
bersama. Sementara profil karyawan didominasi oleh tenaga kerja lanjut usia
yang sangat terspesialisasi, model hasil penelitian menunjukkan karyawan
berketerampilan tipe-T juga diperlukan untuk meningkatkan kapabilitas dinamis.
Temuan ini juga menunjukkan, karyawan berketerampilan tipe-T dapat
difasilitasi melalui habitat belajar yang kondusif / subur.
Pentingnya transfer pengetahuan melalui sosialisasi langsung dengan mitra telah
difasilitasi dengan mengirimkan ahli PT.DI ke pabrik mitra dan sebaliknya.
Kodifikasi pengetahuan menjadi kewajiban untuk mendapatkan sertifikasi. PT.DI
telah menjalankan kapabilitas dinamisnya dalam merestrukturisasi dan atau
mengkonfigurasi ulang internal misalnya: beasiswa ke TU Delft, Aachen, serta
magang ke produsen lainnya (Boeing, Airbus, Pemerintah, Militer, dll);
membangun bengkel pesawat; membangun industri pendukung (logam, mecaf,
ralin, karet); pendirian Universal Maintenance Center (UMC). Membandingkan
kinerja PT.DI dengan Embraer mengantarkan pada kesimpulan agar PT.DI
membangun bentuk kemitraan yang lebih strategis.
Untuk menarik mitra dalam bisnis yang lebih strategis, PT.DI harus
meningkatkan kapabilitasnya baik kapabilitas teknis maupun kapabilitas dinamis
yang berbasis pengetahuan yang lebih kaya. Ini berarti PT.DI diharapkan
berhasil implementasi proses manajemen pengetahuan yang efektif untuk
memperkaya basis pengetahuannya, untuk memperbarui pengetahuan yang
relevan untuk bisnisnya. Karena pada akhirnya, bisnis harus menciptakan nilai,
baik finansial maupun non finansial. PT.DI diharapkan tidak hanya menguasai
teknologi tinggi kedirgantaraan, tetapi juga menghasilkan keuntungan yang
berkelanjutan dalam jangka panjang.