Battery Energy Storage System (BESS) telah banyak digunakan dalam
operasi sistem tenaga listrik. Penulis mempertimbangkan penggunaan BESS
secara bersamaan untuk aplikasi peak shaving dan regulasi frekuensi sehingga
menjadikan operasi sistem tenaga listrik jadi lebih baik. BESS akan dicharge pada
saat Waktu Beban Puncak (WBP) untuk menggantikan pembangkit listrik peaker
sehingga dapat megurangi biaya operasional. Disamping itu layanan regulasi
frekuensi juga sangat penting untuk dilakukan agar frekuensi sistem tetap berada
diangka nominalnya. Tesis ini membahas metodologi untuk mengoptimalkan
penggunaan BESS untuk kedua aplikasi tersebut. Optimalisasi dilakukan
berdasarkan pertimbangan ukuran dan lokasi penempatan BESS. Pemodelan
BESS berdasarkan kepada biaya total, termasuk biaya investasi dan seluruh biaya
operasional, NPV dan IRR. Untuk menentukan kapasitas optimal BESS harus
mempertimbangkan Depth of Discharge (DOD), efisiensi, lama waktu charge dan
discharge. Sementara itu, lokasi pemasangan BESS dapat ditentukan berdasarkan
load factor. Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan sistem tanpa BESS.
Pemasangan BESS dengan kapasitas 232 MWh, daya sebesar 39,67 MW pada
sistem kelistrikan provinsi Bali mampu memperbaiki profil tegangan sistem.