digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC karya

Abstract
PUBLIC karya

Tesis
PUBLIC karya

Kualitas daya dan kestabilan tegangan menjadi indicator utama dalam kepuasan pelanggan industri karena berpengaruh terhadap kegiatan opersional. Sesuai dengan hasil survey kepuasan pelanggan 2016 oleh Markplus Inc, beberapa pelanggan industri mengeluh terkait kestabilan tegangan khususnya tegangan dip. Keluhan ini terkait dampak tegangan dip terhadap kerugian terhadap proses operasional perusahaan. Tegangan dip menjadi permasalahan yang harus diselesaikan oleh pelanggan industri dan PLN. Untuk PLN, tegangan dip sangat berpengaruh terhadap penjualan energy listrik yang tidak optimal karena tegangan dip menyebabkan kegagalan operasi pada mesinmesin industri. Selain itu, tegangan dip juga merusak citra pelayanan PLN di sisi pelanggan prioritas. Karena alasan iini, tegangan dip harus ditangani secara tepat. Sesuai dengan IEEE 1159-1995, tegangan dip 20 kV adalah penurunan tegangan 2 kV s.d. 18 kV selama 0.01 detik s.d. 60 detik (pada frekuensi 50 Hz). Tegangan dip ini disebabkan karena pengaruh petir, gangguan feeder, efek dari kerja switching, operasional motor, dan perubahan beban secara tiba-tiba. Tegangan dip menyebabkan kerugian yang besar di sisi finansial terhadap pelanggan industri. Pada tesis ini, studi kasus tegangan dip pada salah satu perusahaan kimia di Jawa Timur akan dievaluasi. Kerugian finansialnya mencapai 180 ribu usd atau 2,4 milyar rupiah untuk sekali 2 kejadian tegangan dip. Kerugian finansial ini disebabkan karena konsumen menderita kegagalan produksi, sehingga proses produksi harus direstart ulang. Mereka juga membuang bahan baku dalam jumlah yang besar yang disebebkan karena kegagalan produk hasil produksi selama tegangan dip. Untuk itu, pemodelan manajemen untuk mengatasi tegangan dip diperlukan. Tesis ini juga mengusulkan langkah preventif yang bisa diimplementasikan PLN untuk menekan jumlah tegangan dip. Dengan melakukan kajian sesuai dengan matrik prioritas dan manajemen risiko, hasil menunjukkan bahwa dengan model manajemen dan langkah perventif yang tepat, jumlah tegangan dip bisa dikurangi.