digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2020 TS S2 23117037 Revisi Final Tesis Yulianto Dwi Prabowo.pdf]
Terbatas D. Budina
» ITB

PLTU Nagan Raya merupakan pembangkit yang ada di Wilayah Aceh dengan kapasitas operasi sebesar 2 x 110 MW. Peran PLTU Nagan Raya yang berada di ujung barat Sumatera sangat penting dalam Sistem Kelistrikan Sumatera Bagian Utara. Pada saat ini, kondisi PLTU Nagan Raya mengalami derating sehingga membutuhkan langkah perbaikan agar dapat kembali beroperasi optimal baik dari sisi biaya, resiko dan juga kinerja. Tujuan dalam penelitian ini adalah melakukan analisis keekonomian terhadap program perbaikan derating maupun forced outage PLTU Nagan Raya dengan penerapan life cycle cost analysis (LCCA). Langkah penelitian yang dilakukan adalah pengumpulan data gangguan pembangkit untuk dipetakan ke dalam diagram pareto loss output (PLO). Dari diagram PLO, diketahui bahwa PLTU unit 2 memiliki tingkat gangguan yang lebih besar dengan sumber gangguan yang dominan berupa kebocoran pipa boiler dan terkikisnya refractory. Program perbaikan dikelompokkan menjadi lima alternatif untuk kemudian data jam gangguannya diolah dengan bantuan perangkat lunak pendekatan distribusi weibull dan simulasi Monte Carlo. Hasil pengolahan berupa nilai ?, ? dan mean time to failure (MTTF) akan digunakan untuk menghitung nilai nett present value (NPV), tingkat cost / benefit vs risk serta profil kinerja berupa equivalent availability factor (EAF), equivalent forced outage rate (EFOR) dan nett capacity factor (NCF) dari masing-masing alternatif program perbaikan. Dari perhitungan didapatkan bahwa alternatif 5 (coating pipa boiler, modifikasi material refractory dan penggantian last blade turbine) menjadi pilihan yang lebih efektif. Alternatif 5 memiliki nilai NPV tertinggi, tingkat cost / benefit vs risk dan cost of energy (CoE) yang paling rendah. Dari sisi kinerja, alternatif 5 merupakan pilihan yang lebih baik dengan nilai EAF sebesar 86,44 %, EFOR sebesar 15,22 % dan peningkatan rasio produksi energi listrik dengan nilai NCF sebesar 70 %. Dari penelitian ini, LCCA dapat diterapkan dalam pemilihan alternatif program untuk menurunkan derating pembangkit.