Penggunaan herbal secara tradisional untuk menyembuhkan penyakit diabetes
mellitus sebagai sumber obat telah banyak dilakukan di masyarakat salah satunya
jamur Ganoderma. Marga Ganoderma dibagi menjadi dua submarga berdasarkan
ada tidaknya palisade. Submarga Ganoderma dengan permukaan mengkilap
(laccate surface) atau memiliki palisade digolongkan ke dalam G. lucidum complex
atau Ganoderma sedangkan submarga Ganoderma dengan permukaan tidak
mengkilap (non-laccate surface) masuk ke dalam G. applanatum complex atau
Elfvingia.
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kompleks bersifat progresif yang
disebabkan oleh gangguan pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
akibat kurangnya sekresi insulin, sensitivitas reseptor insulin, atau keduanya.
Jumlah penderita diabetes mellitus cenderung mengalami kenaikan tiap tahunnya.
Sitagliptin, linagliptin, dan alogliptin merupakan beberapa contoh obat golongan
inhibitor DPP-4 yang telah beredar. Golongan obat inhibitor DPP-4 bekerja dengan
cara memperpanjang waktu paruh dari glucagon like peptide-1 (GLP-1) yang
kurang dari 2 menit akibat metabolisme dari enzim DPP-4. Dengan dihambatnya
enzim DPP-4 maka kinerja hormon GLP-1 diharapkan dapat lebih maksimal dalam
menyerap glukosa ke dalam sel tubuh. Keuntungan lain dari terapi inhibitor DPP-4
adalah kemampuannya sebagai terapi tunggal maupun kombinasi untuk tidak
menginduksi kenaikan berat badan seperti golongan obat anti diabetes mellitus
lama.
Golongan obat oral antidiabetes yang juga memiliki resiko minimal terhadap
peningkatan berat badan dan hipoglikemia ditunjukkan oleh golongan penghambat
enzim ?-glukosidase. Golongan obat ini bekerja dengan cara menghambat
pemecahan polisakarida menjadi glukosa sehingga tidak terjadi absorpsi lonjakan
kadar gula darah pada titik waktu tertentu.
Namun budidaya dan penggunaan medis submarga Ganoderma appalanatum
complex kurang dimanfaatkan dibandingkan dengan submarga Ganoderma. Di
samping itu laporan aktivitas Ganoderma masih terbatas pada ekstrak. Berdasarkan
kajian di atas, perlu ditelaah kandungan metabolit sekunder dari submarga
Ganoderma applanatum complex dan kemampuannya dalam menghambat enzim
DPP-4 dan ?-glukosidase secara in vitro dan in silico.
Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan beberapa Ganoderma applanatum
complex dan Ganoderma lucidum complex. Jamur G. australe merupakan satusatunya jenis Ganoderma applanatum complex yang berhasil dikumpulkan dan
diekstraksi menggunakan pelarut dengan kepolaran bertingkat menggunakan alat
Soxhlet. Isolasi dilakukan dengan metode kromatografi kolom hingga diperoleh 3
isolat. Berdasarkan hasil karakterisasi dan identifikasi Resonansi Magnetik Inti
(RMI) diketahui ketiga isolat tersebut merupakan turunan steroid yaitu stellasterol,
campuran ergosterol peroksida dan 9(11)-dehidroergosterol peroksida, serta
ergosterol. Selanjutnya ketiga macam ekstrak dan ketiga isolat diuji aktivitasnya
dalam menghambat enzim DPP-4 dan ?-glukosidase.
Aktivitas penghambatan enzim DPP-4 oleh ekstrak metanol (IC50 12,63 ± 5,17)
µg/ml paling baik dibandingkan ekstrak lainnya. Sebaliknya, ekstrak metanol (IC50
86,59 ± 13,42) µg/ml memberikan aktivitas penghambatan enzim ?-glukosidase
paling rendah dibandingkan ekstrak lain. Ergosterol peroksida memberikan
aktivitas penghambatan paling tinggi dalam menghambat enzim DPP-4 (IC50
138,96 ± 24,76) µM dan ?-glukosidase (IC50 50,09 ± 16,47) µM dibandingkan
isolat lainnya.
Studi in silico digunakan sebagai pendekatan untuk menggambarkan pola interaksi
dari ketiga isolat dengan sisi aktif enzim DPP-4 (PDB: 1X70) dan ?-glukosidase
(PDB: 3W37). Stellasterol, ergosterol peroksida, dan ergosterol tidak membentuk
ikatan hidrogen dengan asam amino yang sama dengan sitagliptin sebagai kontrol
positif di dalam kantung enzim DPP-4. Sebaliknya, ketiga isolat banyak
membentuk ikatan ?-alkil dengan asam amino pada kantung S1 yang bersifat
hidrofobik. Ketiga isolat hanya mengikat tiga asam amino yang sama bila
dibandingkan dengan sitagliptin, yaitu Tyr666, Tyr662, dan Phe357. Pengujian
ketiga isolat pada kantung enzim ?-glukosidase menunjukkan bahwa ketiga isolat
berikatan dengan enam asam amino yang sama bila dibandingkan dengan akarbosa,
yaitu His626, Asn237, Ala234, Trp329, Phe601, dan Met470.
Dapat disimpulkan bahwa mekanisme kerja ketiga isolat turunan steroid sebagai
anti diabetes mellitus tipe 2 diperkirakan lebih menyerupai inhibitor ?-glukosidase
daripada sebagai inhibitor DPP-4.