Allantoin merupakan suatu zat aktif yang banyak terdapat dalam suatu sediaan
topikal. Penelitian terakhir menyatakan bahwa allantoin dapat meningkatkan
sintesis pro-kolagen. Karena sifat kelarutan yang dimiliki allantoin, maka akan
sulit melewati lapisan stratum corneum yang memiliki bagian hidrofil dan
hidrofob yaitu brick dan mortar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menghasilkan suatu formula allantoin dalam mikroemulsi dengan tipe A/M yang
mengandung Virgin Coconut Oil (VCO), Tween 80, polietilenglikol 400 dan
gliserin. Pada uji difusi secara in vitro, kulit ular Sanca Batik digunakan sebagai
membrannya. Metode pembuatan mikroemulsi dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode titrasi dan Phase Inversion Temperature (PIT). Alat yang
dipakai untuk menganalisis ukuran globul adalah Transmission Electron
Microscopy (TEM). Penetapan kadar allantoin dalam mikroemulsi A/M
menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Dari penelitian ini
diperoleh dua formula mikroemulsi A/M yaitu formula E.2.2 dan E.2.3.dengan
ukuran globul 130-500 nm. Berdasarkan uji t.tes-berpasangan dengan
menggunakan Microsoft Excel, untuk uji difusi secara in vitro terdapat perbedaan
secara signifikan untuk kedua formula tersebut pada menit ke-15. Allantoin dalam
formula E.2.2 pada menit ke-15 terdifusi sebanyak 36,60 ± 51,40 µg/cm
2
,
sedangkan formula E.2.3 terdifusi sebanyak 267,36 ± 27,94 µg/cm
2
. Berdasarkan
hasil analisa statistika tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa formula E.2.3
merupakan formula yang lebih baik dibandingkan dengan formula E.2.2. Formula
E.2.3 tersebut terdiri dari 0,5% allantoin, 12% aquadeion, 28,7% gliserin, 36%
Tween 80, 1,2% PEG 400 dan 21% VCO. Pada uji stabilitas selama 30 hari
dengan parameter pH, viskositas dan 29 hari untuk parameter kadar, secara
statistika uji t.test-berpasangan, tidak terdapat perbedaan secara signifikan untuk
kedua formula tersebut.