digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Allantoin merupakan suatu zat aktif yang banyak terdapat dalam suatu sediaan topikal. Penelitian terakhir menyatakan bahwa allantoin dapat meningkatkan sintesis pro-kolagen. Karena sifat kelarutan yang dimiliki allantoin, maka akan sulit melewati lapisan stratum corneum yang memiliki bagian hidrofil dan hidrofob yaitu brick dan mortar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu formula allantoin dalam mikroemulsi dengan tipe A/M yang mengandung Virgin Coconut Oil (VCO), Tween 80, polietilenglikol 400 dan gliserin. Pada uji difusi secara in vitro, kulit ular Sanca Batik digunakan sebagai membrannya. Metode pembuatan mikroemulsi dalam penelitian ini dengan menggunakan metode titrasi dan Phase Inversion Temperature (PIT). Alat yang dipakai untuk menganalisis ukuran globul adalah Transmission Electron Microscopy (TEM). Penetapan kadar allantoin dalam mikroemulsi A/M menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Dari penelitian ini diperoleh dua formula mikroemulsi A/M yaitu formula E.2.2 dan E.2.3.dengan ukuran globul 130-500 nm. Berdasarkan uji t.tes-berpasangan dengan menggunakan Microsoft Excel, untuk uji difusi secara in vitro terdapat perbedaan secara signifikan untuk kedua formula tersebut pada menit ke-15. Allantoin dalam formula E.2.2 pada menit ke-15 terdifusi sebanyak 36,60 ± 51,40 µg/cm 2 , sedangkan formula E.2.3 terdifusi sebanyak 267,36 ± 27,94 µg/cm 2 . Berdasarkan hasil analisa statistika tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa formula E.2.3 merupakan formula yang lebih baik dibandingkan dengan formula E.2.2. Formula E.2.3 tersebut terdiri dari 0,5% allantoin, 12% aquadeion, 28,7% gliserin, 36% Tween 80, 1,2% PEG 400 dan 21% VCO. Pada uji stabilitas selama 30 hari dengan parameter pH, viskositas dan 29 hari untuk parameter kadar, secara statistika uji t.test-berpasangan, tidak terdapat perbedaan secara signifikan untuk kedua formula tersebut.