digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Latar belakang dan Tujuan: Angkak adalah produk fermentasi beras oleh kapang Monascus purpureus yang diproduksi dalam fermentasi media padat. Fermentasi angkak menghasilkan senyawa monakolin K atau lovastatin, tetapi sampai saat ini upaya untuk memproduksi monakolin K terkendala oleh rendemen yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis salah satu metabolit sekunder, monakolin K, dari M. purpureus yang diperoleh dari beberapa beras angkak yang dijual di supermarket di Kota Bandung, serta melakukan usaha peningkatan produktivitas monakolin K dari M. purpureus dengan penambahan asam amino metionin. Metode: Kapang M. purpureus dari beberapa beras angkak yang dijual di supermarket di Kota Bandung ditumbuhkan pada media PDA. Kemudian diidentifikasi secara makroskopik dan mikroskopis yang menentukan jenis kapang dari genus Monascus. Pembuatan inokulum dilakukan berdasarkan hasil optimasi penelitian sebelumnya menggunakan medium YMP (Yeast extract - Malt extract - Pepton). Inokulum diinokulasikan kedalam media beras, dan difermentasi pada suhu 27- 32 o C selama 14 hari. Sampel beras hasil fermentasi kemudian dianalisis dengan mengukur absorbansi monakolin K, kadar air, serta perhitungan jumlah koloni. Penelitian dilanjutkan dengan mengevaluasi pengaruh penambahan asam amino metionin pada media pertumbuhan terhadap produksi monakolin K menggunakan metode KCKT. Hasil: Produksi angkak dalam penelitian ini menghasilkan biomasa paling tinggi yaitu 11,3x10 3 CFU/g dengan kadar air 16,8% b/b. Kurva kalibrasi standar monakolin K dengan persamaan regresi y = 3987x –1177 memberikan garis linier pada rentang konsentrasi 0,01 –1,00 mg/mL dengan koefisien korelasi r = 0,9979. Penambahan asam amino metionin dengan konsentrasi 0,3 –1,0% b/v meningkatkan produksi monakolin K dibandingkan dengan tanpa penambahan asam amino metionin dengan kadar 1,72 –7,02 ?g/mg ekstrak. Kesimpulan: Jamur Monascus purpureus pada sampel beras angkak dari supermarket B merupakan isolat yang menghasilkan biomasa paling tinggi yang di fermentasi pada beras. Penambahan asam amino metionin dengan konsentrasi 0,3; 0,4; 0,5; dan 1%b/v dapat meningkatkan produksi monakolin K dibandingkan dengan tanpa penambahan asam amino metionin dengan masing - masing peningkatan kadar 7, 9, 11, dan 19 kalinya.