Latar belakang dan Tujuan: Angkak adalah produk fermentasi beras oleh
kapang Monascus purpureus yang diproduksi dalam fermentasi media padat.
Fermentasi angkak menghasilkan senyawa monakolin K atau lovastatin, tetapi
sampai saat ini upaya untuk memproduksi monakolin K terkendala oleh rendemen
yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan
menganalisis salah satu metabolit sekunder, monakolin K, dari M. purpureus yang
diperoleh dari beberapa beras angkak yang dijual di supermarket di Kota
Bandung, serta melakukan usaha peningkatan produktivitas monakolin K dari M.
purpureus dengan penambahan asam amino metionin. Metode: Kapang M.
purpureus dari beberapa beras angkak yang dijual di supermarket di Kota
Bandung ditumbuhkan pada media PDA. Kemudian diidentifikasi secara
makroskopik dan mikroskopis yang menentukan jenis kapang dari genus
Monascus. Pembuatan inokulum dilakukan berdasarkan hasil optimasi penelitian
sebelumnya menggunakan medium YMP (Yeast extract - Malt extract - Pepton).
Inokulum diinokulasikan kedalam media beras, dan difermentasi pada suhu 27-
32
o
C selama 14 hari. Sampel beras hasil fermentasi kemudian dianalisis dengan
mengukur absorbansi monakolin K, kadar air, serta perhitungan jumlah koloni.
Penelitian dilanjutkan dengan mengevaluasi pengaruh penambahan asam amino
metionin pada media pertumbuhan terhadap produksi monakolin K menggunakan
metode KCKT. Hasil: Produksi angkak dalam penelitian ini menghasilkan
biomasa paling tinggi yaitu 11,3x10
3
CFU/g dengan kadar air 16,8% b/b. Kurva
kalibrasi standar monakolin K dengan persamaan regresi y = 3987x –1177
memberikan garis linier pada rentang konsentrasi 0,01 –1,00 mg/mL dengan
koefisien korelasi r = 0,9979. Penambahan asam amino metionin dengan
konsentrasi 0,3 –1,0% b/v meningkatkan produksi monakolin K dibandingkan
dengan tanpa penambahan asam amino metionin dengan kadar 1,72 –7,02 ?g/mg
ekstrak. Kesimpulan: Jamur Monascus purpureus pada sampel beras angkak dari
supermarket B merupakan isolat yang menghasilkan biomasa paling tinggi yang
di fermentasi pada beras. Penambahan asam amino metionin dengan konsentrasi
0,3; 0,4; 0,5; dan 1%b/v dapat meningkatkan produksi monakolin K dibandingkan
dengan tanpa penambahan asam amino metionin dengan masing - masing
peningkatan kadar 7, 9, 11, dan 19 kalinya.