Kilang plastik (plastic refinery) merupakan teknologi pengolahan sampah tidak membusuk non-daur ulang (sampah residu) dengan konsep terintegrasi antara insinerasi dan pirolisis dengan produk berupa BBM dan air pencuci asap dari unit wet scrubber. Air pencuci asap dari kilang plastik Masaro mengandung senyawa seperti fenol, nitrat, nitrit, dan amonia yang merupakan kandungan yang banyak digunakan dalam obat untuk tanaman, seperti pestisida. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan konversi air pencuci asap dari wet scrubber kilang plastik (plastic refinery) Masaro menjadi pestisida organik melalui penambahan bahan aktif dari berbagai tanaman. Percobaan dilakukan dengan tiga metode yaitu pemanasan, fermentasi terpisah, dan fermentasi gabungan. Proses produksi pestisida organik dilakukan dengan pencampuran antara air pencuci asap kilang plastik Masaro dengan beberapa tanaman di antaranya buah bintaro, bawang putih, kunyit, pedes, sereh wangi, biji mahoni, sambiloto, daun mimba, daun sirsak, dan tembakau. Analisis dilakukan untuk mengkarakterisasikan kandungan dari pestisida yang diperoleh serta kondisi berbagai variasi metoda pemrosesan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variasi sampel positif mengandung senyawa alkaloid, tanin, saponin, dan steroid. Uji HPLC pada sampel RT-1 menunjukkan bahwa produk pestisida mengandung senyawa aktif berupa piperine (0,175 mg/g) dan quercetin (0,0147 mg/g). Analisis lebih lanjut menggunakan LCHRMS mengidentifikasi 78 senyawa dalam sampel RT-1, dengan gingerol memiliki kelimpahan relatif terbesar yaitu 48,85%. Gingerol dikenal karena sifat anti-mikroba dan antioksidan, yang berpotensi meningkatkan efektivitas pestisida dalam melawan hama dan patogen. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa air pencuci asap dari kilang plastik dapat dikonversi menjadi pestisida organik yang efektif, dengan berbagai senyawa aktif yang berkontribusi terhadap aktivitas biologis produk akhir.