digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Diare merupakan salah satu penyakit infeksi yang banyak merenggut nyawa penderitanya. Disentri adalah diare yang diakibatkan oleh infeksi bakteri yang disertai adanya darah maupun lendir pada feses. Bakteri penyebab disentri adalah Shigella sp, karena penyebabnya adalah bakteri maka dalam pengobatannya menggunakan antibiotik. Seringkali penderita disentri menggunakan antibiotik bersamaan dengan bahan herbal sebagai suplemen atau obat tradisional dengan maksud untuk meningkatkan efek. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh bahan herbal (temulawak, bawang putih dan tempuyung) terhadap aktivitas tetrasiklin sebagai antidisentri. Interaksi aktivitas antimikroba dilakukan secara in vitro dan in vivo. Secara in vitro aktivitas antimikroba tanaman uji dan interaksinya dengan tetrasiklin diuji dengan menentukkan konsentrasi hambat minimum (KHM) dengan metode mikrodilusi, menentukkan konsentrasi bakterisidal minimum (KBM) dengan metode penggoresan pada cawan petri, dan penentuan sifat kombinasi tetrasiklin dengan tanaman uji dengan metode checker board. Secara in vivo, interaksi aktivitas antimikroba antara masing-masing tanaman uji dengan tetrasiklin dilakukan dengan perhitungan Angka Lempeng Total (ALT) bakteri pada media MacConkey Agar setiap hari selama 8 hari pada feses tikus yang sudah diinduksi bakteri Shigella flexneri. Nilai KHM tetrasiklin, ekstrak etanol temulawak, ekstrak etanol bawang putih, ekstrak etanol dan ekstrak air tempuyung berturut-turut adalah 4, 128, 2048, 512 dan 1024 µg/mL. Kombinasi ekstrak etanol temulawak, ekstrak etanol tempuyung dan ekstrak air tempuyung terhadap aktivitas tetrasiklin menghasilkan nilai fraksi kombinasi inhibisi kurang dari 1 sehingga menghasilkan kombinasi yang sinergis. Pada pengujian secara in vivo, hasil kombinasi tetrasiklin dengan masing-masing ekstrak etanol temulawak, ekstrak etanol tempuyung atau ekstrak air tempuyung memberikan hasil perbedaan bermakna pada hari ketujuh dengan kelompok kontrol positif. Sifat aktivitas antibakteri kombinasi tetrasiklin dengan masing-masing ekstrak etanol temulawak, ekstrak etanol tempuyung atau ekstrak air tempuyung adalah sinergis terhadap bakteri Shigella flexneri. Pengujian aktivitas antidisentri secara in vivo memberikan jumlah koloni Shigella flexneri yang lebih sedikit secara signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol.