Diare merupakan salah satu penyakit infeksi yang banyak merenggut nyawa penderitanya.
Disentri adalah diare yang diakibatkan oleh infeksi bakteri yang disertai adanya darah
maupun lendir pada feses. Bakteri penyebab disentri adalah Shigella sp, karena
penyebabnya adalah bakteri maka dalam pengobatannya menggunakan antibiotik.
Seringkali penderita disentri menggunakan antibiotik bersamaan dengan bahan herbal
sebagai suplemen atau obat tradisional dengan maksud untuk meningkatkan efek. Tujuan
dari penelitian ini adalah menguji pengaruh bahan herbal (temulawak, bawang putih dan
tempuyung) terhadap aktivitas tetrasiklin sebagai antidisentri. Interaksi aktivitas
antimikroba dilakukan secara in vitro dan in vivo. Secara in vitro aktivitas antimikroba
tanaman uji dan interaksinya dengan tetrasiklin diuji dengan menentukkan konsentrasi
hambat minimum (KHM) dengan metode mikrodilusi, menentukkan konsentrasi
bakterisidal minimum (KBM) dengan metode penggoresan pada cawan petri, dan
penentuan sifat kombinasi tetrasiklin dengan tanaman uji dengan metode checker board.
Secara in vivo, interaksi aktivitas antimikroba antara masing-masing tanaman uji dengan
tetrasiklin dilakukan dengan perhitungan Angka Lempeng Total (ALT) bakteri pada media
MacConkey Agar setiap hari selama 8 hari pada feses tikus yang sudah diinduksi bakteri
Shigella flexneri. Nilai KHM tetrasiklin, ekstrak etanol temulawak, ekstrak etanol bawang
putih, ekstrak etanol dan ekstrak air tempuyung berturut-turut adalah 4, 128, 2048, 512 dan
1024 µg/mL. Kombinasi ekstrak etanol temulawak, ekstrak etanol tempuyung dan ekstrak
air tempuyung terhadap aktivitas tetrasiklin menghasilkan nilai fraksi kombinasi inhibisi
kurang dari 1 sehingga menghasilkan kombinasi yang sinergis. Pada pengujian secara in
vivo, hasil kombinasi tetrasiklin dengan masing-masing ekstrak etanol temulawak, ekstrak
etanol tempuyung atau ekstrak air tempuyung memberikan hasil perbedaan bermakna pada
hari ketujuh dengan kelompok kontrol positif. Sifat aktivitas antibakteri kombinasi
tetrasiklin dengan masing-masing ekstrak etanol temulawak, ekstrak etanol tempuyung
atau ekstrak air tempuyung adalah sinergis terhadap bakteri Shigella flexneri. Pengujian
aktivitas antidisentri secara in vivo memberikan jumlah koloni Shigella flexneri yang lebih
sedikit secara signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Perpustakaan Digital ITB