digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peningkatan produksi minyak dengan menggunakan metode kombinasi vibroseismik dan injeksi surfaktan secara bersamaan yang dinamakan vibrosurfaktan bertujuan untuk memperoleh hasil produksi minyak yang optimum dan mengkaji potensinya sebagai inovasi baru dalam metode perningkatan perolehan minyak. Penelitian ini mengobservasi pengaruh dari metode vibrosurfaktan dalam memaksimalkan produksi minyak melalui beberapa parameter yang mempengaruhi sifat fisik batuan dan fluida dalam reservoir. Analisis terhadap kombinasi metode tersebut dilakukan dengan eksperimen pengujian laboratorium, pemodelan aliran fluida, dan peramalan kinerja produksi minyak sumuran. Pengujian laboratorium dilakukan dengan uji coreflooding menggunakan metode vibroseismik dan injeksi surfaktan secara terpisah. Eksperimen tersebut terbagai menjadi 3 (tiga) skenario besar, yaitu skenario vibroseismik, skenario injeksi surfaktan, dan skenario kombinasi kedua metode yang dinamakan skenario vibrosurfaktan. Pada tahap ini diperoleh skenario vibrosurfaktan menggunakan frekuensi vibrasi 20 Hz dan konsentrasi 2% sebagai skenario yang paling optimum dengan perolehan minyak sebesar 69,26%. Parameter yang mempengaruhi kombinasi metode vibroseismik dan injeksi surfaktan adalah frekuensi vibrasi dan konsentrasi surfaktan, dimana frekuensi dapat memberikan efek terhadap proses dislodging dan penggabungan droplet minyak yang terlepas dari dinding pori batuan (coalescence) dan konsentrasi surfaktan memberikan efek terhadap penurunan tegangan permukaan serta viskositas minyak sehingga dapat menghasilkan perolehan minyak yang lebih optimum. Hasil pengujian laboratorium kemudian digunakan untuk membangun model matematika aliran fluida menggunakan persamaan aliran fluida Del Rio. Variasi sensitivitas menggunakan pemodelan matematika menghasilkan frekuensi vibrasi optimum sebesar 20 Hz dan hasil pengujian viskositas minyak sebagai parameter yang dapat mewakili konsentrasi surfaktan dengan nilai viskositas paling optimum sebesar 0,75 cp. Peramalan kinerja produksi sumur dilakukan dengan upscaling model matematika dari skala laboratorium ke skala lapangan. Analisis decline curve dilakukan pada 7 (tujuh) data produksi sumur pada Lapangan X sebagai baseline terhadap hasil simulasi prediksi menggunakan metode vibroseismik dan vibrosurfaktan. Simulasi tersebut menghasilkan total kenaikan produksi minyak kumulatif untuk ketujuh sumur sebesar 207.680 STB dengan metode vibroseismik dan 230.623 STB dengan metode vibrosurfaktan dimana persentase rata-rata dari perbedaan hasil kedua metode tersebut sebesar 9,39%. Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian, injeksi surfaktan dalam metode vibrosurfaktan dapat digunakan untuk menambah efektivitas vibroseismik dalam menghasilkan produksi minyak yang lebih optiumum.