Kram kaki nokturnal merupakan nyeri akibat kontraksi otot berlebihan pada kaki yang terjadi
pada malam hari dan dapat menyebabkan gangguan tidur. Kinin secara oral merupakan terapi
farmakologi yang efektif untuk mengobati kram kaki nokturnal, tetapi juga memiliki efek
samping yang merugikan. Sediaan patch transdermal tipe matriks dapat mengurangi terjadinya
lonjakan dosis, dengan demikian diharapkan akan mengurangi efek samping jika dibandingkan
dengan terapi oralnya. Pada penelitian sebelumnya telah dikembangkan formulasi patch kinin
tipe matriks hingga evaluasi difusi in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
karakteristik farmakokinetika dan farmakodinamika patch kinin tipe matriks pada tikus Wistar
jantan. Patch kinin (40 mg/patch) dibuat dengan mencampurkan kinin HCl ke dalam matriks
HPMC dengan penambahan plasticizer berupa propilen glikol. Evaluasi karakteristik fisika dan
kimia patch kinin meliputi keseragaman bobot, ketebalan film, kadar air, morfologi patch
dengan SEM, tensile strength, % pemanjangan, ketahanan pelipatan, penetapan kadar, dan uji
difusi in vitro. Evaluasi farmakokinetika dilakukan pada 2 kelompok tikus Wistar jantan
(masing-masing n = 5) yaitu kelompok oral dengan dosis 27 mg/kg bb dan kelompok
transdermal dengan dosis 54 mg/kg bb. Evaluasi farmakodinamika dilakukan dengan metode
triction dan rotarod masing-masing pada 5 kelompok tikus Wistar jantan (masing-masing n = 8
untuk metode triction dan n = 5 untuk metode rotarod) yaitu kelompok normal, kelompok oral
(27 mg/kg bb), kelompok transdermal dosis tinggi (54 mg/kg bb), kelompok transdermal dosis
sedang (18 mg/kg bb), dan kelompok transdermal dosis rendah (3,6 mg/kg bb). Analisis profil
darah dilakukan pada kelompok normal, oral (27 mg/kg bb), dan transdermal dosis sedang
(18 mg/kg bb) pada minggu ketiga pemakaian berulang. Sediaan oral dan transdermal memiliki
perbedaan bermakna (p < 0,05) pada tmaks dan Cmaks di mana pada sediaan oral memiliki tmaks 2
jam dan Cmaks 559,950 ± 192,926 ng/mL sedangkan sediaan transdermal memiliki tmaks 8 jam
dan Cmaks 208,744 ± 40,159 ng/mL. AUC0-24 sediaan oral (27 mg/kg bb) sebanding dengan
AUC0-24 sediaan transdermal (54 mg/kg bb) (p > 0,05). Dari metode rotarod dan triction
diperoleh efek sediaan oral sebanding dengan sediaan transdermal dosis tinggi dan dosis
sedang, sedangkan sediaan transdermal dosis rendah tidak berbeda secara bermakna dengan
kelompok normal (p > 0,05). Jumlah trombosit pada semua kelompok masih dalam rentang
normal, jumlah trombosit pada kelompok normal sebanding dengan kelompok transdermal
dosis sedang (p > 0,05), tetapi berbeda secara bermakna dengan kelompok oral (p < 0,05).