Kesalahan dalam pengelolaan obat terutama saat obat berada di tangan pengguna, baik pada cara
mendapatkan, cara menggunakan, cara menyimpan, dan cara membuang obat dapat
menimbulkan masalah kesehatan serta lingkungan. Perilaku seperti ini dimungkinkan karena
kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
tingkat pengetahuan masyarakat Kelurahan Kebonwaru mengenai pengelolaan obat di rumah
tangga dan untuk melihat pengaruh pemberian edukasi dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan
Aktif) terhadap tingkat pengetahuan ibu-ibu kader PKK mengenai pengelolaan obat di rumah
tangga. Penelitian ini merupakan studi deskriptif observasional dengan teknik pengambilan
sampel berupa purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara menggunakan
kuesioner yang diolah dengan metode distribusi frekuensi kemudian dilakukan pembahasan dan
ditarik kesimpulan mengenai pengetahuan masyarakat Kelurahan Kebonwaru mengenai
pengelolaan obat di rumah tangga. Pelaksanaan edukasi disertai dengan pengisian kuesioner CBIA
pre-test dan post-test yang dianalisis dengan uji Wilcoxon. Dari hasil penelitian diperoleh 60,4%
responden lebih sering membeli obat di apotek, 75,18% responden membaca informasi obat yang
tertera di kemasan sebelum menggunakan obat, 66,2% responden tidak memiliki kotak obat,
73,8% responden belum mengetahui cara menyimpan obat dengan benar, dan 70,1% responden
membuang obat dengan cara yang tidak tepat. Uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan
yang signifikan (p<0,05) antara pengetahuan ibu-ibu kader PKK sebelum dan sesudah diberikan
edukasi dengan metode CBIA. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
sebagian besar masyarakat Kelurahan Kebonwaru mengenai cara mendapatkan dan
menggunakan obat sudah cukup baik, namun tingkat pengetahuan masyarakat mengenai cara
menyimpan dan membuang obat masih rendah. Edukasi yang diberikan dengan metode CBIA
efektif meningkatkan pengetahuan ibu-ibu kader PKK mengenai pengelolaan obat di rumah
tangga.