digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peningkatan konsentrasi CO2 atmosfer akibat aktivitas manusia dapat menyebabkan lebih banyaknya penyerapan CO2 ke laut. Salah satu akibatnya adalah adanya pengasaman laut (ocean acidification). Konsentrasi CO2 atmosfer-permukaan laut beserta parameter fisis seperti suhu permukaan laut, salinitas permukaan laut, klorofil-a dan kecepatan angin menentukan suatu perairan sebagai daerah penyerapan atau pelepasan CO2. Tugas Akhir ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi CO2 laut secara spasial dan temporal di Laut Jawa yang dipengaruhi oleh parameter suhu permukaan laut, salinitas permukaan laut, dan klorofil-a tahun 2012-2017 serta menentukan Laut Jawa sebagai daerah penyerapan atau pelepasan CO2. Konsentrasi CO2 laut spasial di perairan Laut Jawa tahun 2012-2017 dihitung menggunakan persamaan empiris yang merupakan fungsi dari suhu dan salinitas permukaan laut, serta klorofil-a dimana data suhu permukaan laut menggunakan citra satelit Aqua MODIS, klorofil-a menggunakan citra satelit NOAA VIIRS dan salinitas permukaan laut menggunakan citra satelit Aquarius dengan ukuran grid 0,010 x 0,010 dari koordinat 10LU-70LS dan 1050BT- 1160BT. Hasil perhitungan konsentrasi CO2 laut diverifikasi menggunakan data konsentrasi CO2 hasil pelayaran Makassar Indonesian Troughflow (MITF) Cruise 2017. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai konsentrasi CO2 laut perairan Laut Jawa tahun 2012-2017 dalam periode musiman memiliki nilai tertinggi pada Musim Peralihan 1 dengan interval sebesar 520,8- 530,8 ppm dengan rata-rata tertinggi pada bulan April dan memiliki nilai terendah pada Musim Barat (Desember-Januari-Februari) dengan interval sebesar 510,7- 524,1 ppm dengan rata-rata terendah pada bulan Januari. Secara umum, konsentrasi CO2 di seluruh daerah kajian sangat dipengaruhi oleh suhu permukaan laut dan klorofil. Berdasarkan hasil perhitungan fluks CO2 di Laut Jawa tahun 2012-2017 pada periode musiman memiliki nilai tertinggi pada Musim Timur (Juni-Juli-Agustus) dengan rata-rata tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 0,2 mol C/m2 hari dan fluks CO2 terendah terdapat pada Musim Peralihan 1 dengan rata-rata terendah terdapat pada bulan April sebesar 0,04 mol C/m2 hari. Nilai fluks CO2 Laut Jawa yang positif menunjukkan perairan ini berperan sebagai daerah pelepasan CO2. Peristiwa El-Nino dan Indian Ocean Dipole positif yang terjadi beberapa bulan di antara tahun 2012-2017 meningkatkan fluks CO2 terhadap tahun normal sebesar 0,007 sampai 0,05 mol C/m2 hari sedangkan fenomena La-Nina tahun 2016 menyebabkan penurunan fluks CO2 sebesar 0,015 mol C/m2 hari.