Tingginya angka penderita diabetes di Indonesia mendorong penelitian terkait obat yang dapat digunakan
untuk managemen diabetes salah satunya obat dari bahan alam. Indonesia merupakan negara yang kaya
akan tumbuhan termasuk tumbuhan obat yang belum diteliti khasiatnya. Hasil penelitian yang dilakukan
terhadap jahe (Zingiber officinale Roscoe) menunjukkan bahwa jahe merupakan inhibitor ?-amilase dan
?-glukosidase dari tumbuhan yang potensial pada pencernaan karbohidrat. Zingiberaceae merupakan
tumbuhan yang banyak ditemukan pada banyak daerah tropis di dunia. Tumbuhan pada suatu tingkat
taksonomi yang sama mempunyai kandungan senyawa kimia yang cenderung mirip. Hal ini mendasari
penelitian terhadap tumbuhan lain suku Zingiberaceae yang belum diteliti aktivitas antidiabetesnya karena
tumbuhan suku ini mudah ditemukan di Indonesia. Melalui penelitian ini diharapkan dapat ditentukan
tumbuhan mana yang memiliki aktivitas yang paling baik sehingga dapat dijadikan obat tradisional yang
berperan sebagai terapi tambahan dalam managemen diabetes mellitus. Sampel yang digunakan dalam
penelitian adalah ekstrak etanol dan ekstrak air Curcuma longa, Curcuma mangga, Curcuma
xanthorrhiza, Zingiber montanum, dan Zingiber zerumbet. Karakterisasi simplisia yang meliputi
pemeriksaan mikroskopik, penentuan kadar abu, kadar sari larut air dan larut etanol, susut pengeringan,
dan kadar air dilakukan terlebih dahulu. Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan
senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi dilakukan dengan cara refluks sebanyak tiga kali.
Digunakan tangas air untuk ektraksi simplisia dengan pelarut etanol teknis sedangkan untuk ekstrak air
digunakan tangas udara. Ekstrak etanol dipekatkan dengan rotary evaporator untuk menghasilkan ekstrak
pekat sedangkan ekstrak air dikeringkan dengan cara freeze dry untuk menghasilkan serbuk. Penentuan
bobot jenis dan pola kromatografi dilakukan untuk ekstrak etanol. Penentuan pola kromatografi dilakukan
dengan kromatografi lapis tipis dengan fase diam silika gel GF254 dan fase diam berbeda untuk setiap
ekstrak. Penentuan kadar air dilakukan dengan metode destilasi azeotrop. Penentuan persen inhibisi
ekstrak air, ekstrak etanol, serta akarbosa dilakukan terhadap enzim ?-amilase. Penentuan IC50 dilakukan
untuk akarbosa dan ekstrak yang memiliki persen inhibisi paling tinggi. Adanya fragmen pengenal
mikroskopik pada simplisia yang sesuai dengan yang tercantum pada Farmakope Herbal Indonesia
menunjukkan kebenaran identitas simplisia. Simplisia Curcuma longa, Curcuma mangga, Curcuma
xanthorrhiza, Zingiber montanum, dan Zingiber zerumbet mengandung senyawa golongan flavonoid,
tanin katekat, kuinon, steroid/triterpenoid, dan saponin. Ekstrak etanol Curcuma longa pada konsentrasi
500 ppm mempunyai aktivitas paling tinggi diantara semua ekstrak yaitu dengan persen inhibisi 93,32%.
Nilai IC50 akarbosa sebesar 4,5085 ppm sedangkan IC50 ekstrak etanol Curcuma longa sebesar 61,7447
ppm. Aktivitas antidiabetes C. longa ini tergolong rendah karena perbedaan nilai IC50 akarbosa dan nilai
IC50 ekstrak etanol C. longa signifikan.