digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ratih Wahyu Setiyani
PUBLIC yana mulyana

Tingginya angka penderita diabetes di Indonesia mendorong penelitian terkait obat yang dapat digunakan untuk managemen diabetes salah satunya obat dari bahan alam. Indonesia merupakan negara yang kaya akan tumbuhan termasuk tumbuhan obat yang belum diteliti khasiatnya. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap jahe (Zingiber officinale Roscoe) menunjukkan bahwa jahe merupakan inhibitor ?-amilase dan ?-glukosidase dari tumbuhan yang potensial pada pencernaan karbohidrat. Zingiberaceae merupakan tumbuhan yang banyak ditemukan pada banyak daerah tropis di dunia. Tumbuhan pada suatu tingkat taksonomi yang sama mempunyai kandungan senyawa kimia yang cenderung mirip. Hal ini mendasari penelitian terhadap tumbuhan lain suku Zingiberaceae yang belum diteliti aktivitas antidiabetesnya karena tumbuhan suku ini mudah ditemukan di Indonesia. Melalui penelitian ini diharapkan dapat ditentukan tumbuhan mana yang memiliki aktivitas yang paling baik sehingga dapat dijadikan obat tradisional yang berperan sebagai terapi tambahan dalam managemen diabetes mellitus. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah ekstrak etanol dan ekstrak air Curcuma longa, Curcuma mangga, Curcuma xanthorrhiza, Zingiber montanum, dan Zingiber zerumbet. Karakterisasi simplisia yang meliputi pemeriksaan mikroskopik, penentuan kadar abu, kadar sari larut air dan larut etanol, susut pengeringan, dan kadar air dilakukan terlebih dahulu. Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi dilakukan dengan cara refluks sebanyak tiga kali. Digunakan tangas air untuk ektraksi simplisia dengan pelarut etanol teknis sedangkan untuk ekstrak air digunakan tangas udara. Ekstrak etanol dipekatkan dengan rotary evaporator untuk menghasilkan ekstrak pekat sedangkan ekstrak air dikeringkan dengan cara freeze dry untuk menghasilkan serbuk. Penentuan bobot jenis dan pola kromatografi dilakukan untuk ekstrak etanol. Penentuan pola kromatografi dilakukan dengan kromatografi lapis tipis dengan fase diam silika gel GF254 dan fase diam berbeda untuk setiap ekstrak. Penentuan kadar air dilakukan dengan metode destilasi azeotrop. Penentuan persen inhibisi ekstrak air, ekstrak etanol, serta akarbosa dilakukan terhadap enzim ?-amilase. Penentuan IC50 dilakukan untuk akarbosa dan ekstrak yang memiliki persen inhibisi paling tinggi. Adanya fragmen pengenal mikroskopik pada simplisia yang sesuai dengan yang tercantum pada Farmakope Herbal Indonesia menunjukkan kebenaran identitas simplisia. Simplisia Curcuma longa, Curcuma mangga, Curcuma xanthorrhiza, Zingiber montanum, dan Zingiber zerumbet mengandung senyawa golongan flavonoid, tanin katekat, kuinon, steroid/triterpenoid, dan saponin. Ekstrak etanol Curcuma longa pada konsentrasi 500 ppm mempunyai aktivitas paling tinggi diantara semua ekstrak yaitu dengan persen inhibisi 93,32%. Nilai IC50 akarbosa sebesar 4,5085 ppm sedangkan IC50 ekstrak etanol Curcuma longa sebesar 61,7447 ppm. Aktivitas antidiabetes C. longa ini tergolong rendah karena perbedaan nilai IC50 akarbosa dan nilai IC50 ekstrak etanol C. longa signifikan.