digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Laura Natasia Itauli
PUBLIC yana mulyana

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian di dunia dengan salah satu faktor penyebab yaitu hipertensi. Hipertensi mengakibatkan suplai nutrisi dan oksigen ke jaringan terhambat. Hipertensi banyak terjadi akibat pola makan yang kurang terjaga seperti tingginya konsumsi garam dalam makanan. Masyarakat umumnya menggunakan tanaman tradisional untuk menurunkan tekanan darah seperti seledri, bawang putih, mentimun, dan lain-lain. Beluntas merupakan tanaman pagar dan sangat mudah didapat serta belum ada data tentang khasiatnya sebagai antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antihipertensi ekstrak etanol daun beluntas. Senyawa aktif daun beluntas diekstraksi dengan cara Soxhletasi menggunakan etanol 96%. Uji khasiat antihipertensi dilakukan pada tikus Sprague Dawley jantan yang diinduksi dengan kombinasi 0,2 g/kg bb NaCl 2% dan 1,5 mg/kg bb prednison secara oral setiap hari sekali selama 14 hari. Ekstrak dengan dosis 100 dan 300 mg/kg bb serta obat pembanding kaptopril 2,25 mg/kg bb diberikan setiap hari sekali selama 7 hari. Tekanan darah sistolik (TDS) dan diastolik (TDD) diukur pada hari sebelum induksi (H0), setelah induksi (H7 dan H14), dan setelah pemberian ekstrak uji (H21) dengan metode non invasif direct tail-cuff CODA Instrument®. Hasil menunjukkan tikus mengalami peningkatan tekanan darah sistolik bermakna (p<0,05) setelah 7 hari induksi. Pemberian ekstrak dengan kedua dosis selama 7 hari berkhasiat menurunkan TDS (26,7% pada dosis rendah dan 26,4% pada dosis tinggi) dan TDD (31,6% pada dosis rendah dan 30,0% pada dosis tinggi) secara bermakna (p<0,05). Kedua dosis ekstrak daun beluntas menurunkan TDS dan TDD yang tidak berbeda dibandingkan kaptopril. Berdasarkan hasil-hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa esktrak etanol daun beluntas pada dosis 100 dan 300 mg/kg bb tikus berkhasiat sebagai antihipertensi.