digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Muhammad Faisol Tanjung
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Muhammad Faisol Tanjung
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Faisol Tanjung
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Faisol Tanjung
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Faisol Tanjung
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Faisol Tanjung
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Muhammad Faisol Tanjung
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR Muhammad Faisol Tanjung
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia adalah negara yang dilewati jalur pelayaran kontainer global terbesar di dunia. Akan tetapi, aktivitas kontainer di Indonesia Timur, khususnya Papua masih sangat rendah. Untuk itu akan dibangun Pelabuhan Peti Kemas di Kampung Klayas, Distrik Seget, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat. Untuk mengetahui potensi pelabuhan tersebut akan dihitung kapasitas dermaga dan lapangan penumpukan serta dirancang peralatan operasional yang digunakan, sehingga dapat diketahui besarnya biaya kapital yang dikeluarkan untuk pembelian alat-alat tersebut. Untuk menghitung besarnya kapasitas dermaga dan lapangan penumpukan, batasan yang digunakan adalah kedalaman kolam pelabuhan rencana yaitu -20 mLWS, panjang dermaga ±537 m dan luas lapangan penumpukan adalah ±13,5 Ha. Berdasarkan data tersebut diperoleh kapal yang dapat bersandar di dermaga adalah 1 Kapal Panamax dan 1 Kapal Fully Cellular. Kapal tersebut akan dilayani oleh 5 STS Crane dengan kapasitas antara 23-24 boks/jam. Total kapasitas bongkar/muat peti kemas di dermaga adalah 506.481 TEU/tahun. Untuk kapasitas penampungan peti kemas di lapangan penumpukan adalah 955.636 TEU/tahun. Untuk menangani bongkar/muat peti kemas di lapangan penumpukan akan digunakan alat RMGC (Rail Mounted Gantry Crane) sebanyak 18 unit alat, dan untuk horizontal transport digunakan truk trailer sebanyak 45 unit. Untuk pembelian alat-alat tersebut total biaya yang harus dikeluarkan mencapai 1,06 triliun rupiah.