digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Vyana Lohjiwa
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

BAB 1 Vyana Lohjiwa
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

BAB 2 Vyana Lohjiwa
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

BAB 3 Vyana Lohjiwa
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

BAB 4 Vyana Lohjiwa
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

BAB 5 Vyana Lohjiwa
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

PUSTAKA Vyana Lohjiwa
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

Jawa Barat masuk kepada salah satu provinsi yang memiliki tiga destinasi pariwisata nasional (DPN), dan sembilan Kawasan pengembangan pariwisata nasional (KPPN). Taman Wisata Alam (TWA) Tangkuban Parahu dan Wana Wisata (WW) Kawah Putih merupakan daya tarik wisata (DTW) yang tergabung dalam DPN. Dua DTW ini menjadi prioritas dalam masing-masing KPPN ditandai dengan tingkat kunjungan yang paling tinggi diantara KPPN dan selalu meningkat. Menyadari bahwa dua DTW tersebut adalah prioritas sehingga dianggap penting memiliki daya saing pariwisata. Daya saing pariwisata ini sesuai dengan indikasi program menurut RIPPARNAS yaitu adanya revitalisasi daya tarik wisata dalam upaya peningkatan kualitas, keberlanjutan dan daya saing produk destinasi pariwisata nasional. Dilihat dari salah satu arahan pembangunan destinasi pariwisata mengenai daya saing produk destinasi pariwisata nasional terdapat isu dan fenomena yang berkembang di Jawa Barat mengenai permasalahan utama pariwisata salah satunya belum memiliki ikon wisata dan paket yang komprehensif dan berdaya saing. Isu dan fenomena yang berkembang dapat mengerucut kepada satu masalah besar yaitu tingkat daya saing pariwisata beserta faktor penentu daya saing diantara kedua DTW. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan melihat persepsi wisatawan dan stakeholder terkait sehingga dapat diketahui tingkat daya saing pariwisata di dua DTW dan dapat dirumuskannya strategi pengembangan pariwisata di kedua DTW. Faktor yang dikaji dalam penelitian ini hanya dua aspek yaitu aspek atraksi utama dengan beberapa variabel yaitu Fisiografi dan Iklim, Budaya dan Sejarah, Aktivitas Kegiatan, Acara Khusus, Hiburan, Suprastruktur, prasarana, Ikatan Pasar dan aspek faktor pendukung iii dengan variabel infrastruktur. Metode pada penelitian ini penelitian gabungan antara kuantitatif dan kualitatif (mix-method research). Pendekatan kuantitatif dilakukan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi daya saing pariwisata dari sisi wisatawan dan stakeholder dengan menggunakan alat bantu kuesioner online kepada 200 wisatawan yang pernah berkunjung ke TWA Gn. Tangkuban Parahu dan WW Kawah Putih dan wawancara terstruktur. Sementara pendekatan kualitatif digunakan untuk menjadi dasar dalam merumuskan strategi pengembangan kawasan di kedua DTW menggunakan alat bantu wawancara, dan hasil analisis kuantitatif yang telah dilakukan. Analisis yang digunakan yaitu Competitiveness Monitor (CM) yang dapat mengindikasi tingkat daya saing pariwisata dengan menggunakan skor & warna sehingga terlihat faktor mana saja yang paling mempengaruhi tingkat daya saing pariwisata di kedua DTW. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa WW Kawah Putih lebih berdaya saing dan unggul dibandingkan dengan TWA Gn. Tangkuban Parahu.