Fenomena perkembangan pariwisata alam semakin diminati oleh wisatawan
terutama wisatawan yang berasal dari kota besar yang minim kawasan yang
bersifat alami. Salah satu destinasi wisata alam yang menjadi pilihan bagi
wisatawan Kota Jakarta dan Tangerang adalah Wana Wisata Gunung Salak
Endah, Kabupaten Bogor. Kawasan Wana Wisata Gunung Salak Endah
merupakan bagian dari zona pemanfaatan Taman Nasional Gunung Halimun
Salak yang memiliki berbagai daya tarik seperti curug atau air terjun, pemandian
air panas, dan juga wisata yang bersifat petualangan seperti trekking menuju
puncak Gunung Salak. Beragamnya pilihan daya tarik dan ditunjang dengan
lokasi yang strategis, tidak memberikan peningkatan jumlah kunjungan kawasan
Wana Wisata Gunung Salak Endah. Pada tahun 2016, jumlah kunjungan
wisatawan mengalami penurunan yang signifikan menjadi 57.048 kunjungan pada
dari 82.500 kunjungan pada tahun 2015. Penurunan jumlah kunjungan wisatawan
tersebut dapat mengakibatkan kondisi kepariwisataan kawasan menjadi tidak
berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kepariwisataan
kawasan Wana Wisata Gunung Salak Endah dilihat dari sisi pariwisata
berkelanjutannya. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan
arahan program pengembangan pariwisata berkelanjutan berbasis alam pada
kawasan tersebut. Pengambilan data menggunakan kuisioner kepada pengunjung
serta wawancara kepada pihak terkait seperti pengelola, pelaku jasa usaha dan
masyarakat menjadi cara untuk mendapatkan informasi terkait kondisi
kepariwisataan pada kawasan Gunung Salak Endah. Metode pengumpulan data
dan analisis menggunakan gabungan metode kualitatif dan kuantitatif. Adapun,
sasaran lain yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah teridentifikasinya dan
teranalisisnya penerapan prinsip pariwisata berkelanjutan berdasarkan
indikatornya pada kawasan Wana Wisata Gunung Salah Endah serta tersusunnya
strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan kawasan Wana Wisata Gunung
Salak Endah berdasarkan aspek penawaran pariwisata. Penentuan sampel
ditentukan dengan teknik random sampling dengan jumlah sampel dilakukan
menggunakan rumus slovin dengan penggunaan eror 10%. Berdasarkan hasil
analisis diketahui bahwa mayoritas pengunjung kawasan berasal dari Kabupaten
Bogor dan Tangerang dan mayoritas pergi bersama keluarga/ saudara. Sebanyak
97% responden merupakan pengunjung dan tidak menginap pada kawasan.
Analisis indikator pariwisata berkelanjutan dilakukan pada 5 (lima) aspek yaitu
iv
kepuasan pengunjung, lingkungan, ekonomi, sosial dan manajemen pengelolaan
dan dilakukan dengan dua metode pengumpulan data yaitu melalui kuisioner dan
wawancara. Hasil dari analisis aspek kepuasan pengunjung mendapatkan hasil
yang termasuk ke dalam kategori dapat diterima, yang berarti sebagian besar
pengunjung sudah cukup puas dengan pengalaman berwisata pada kawasan Wana
Wisata Gunung Salak Endah, namun masih terdapat beberapa aspek yang belum
terpenuhi. Aspek selanjutnya adalah lingkungan kawasan dari sisi pengelolaan
kawasan. Secara umum, penilaian terhadap faktor ini sudah cukup baik. Pada
Aspek ekonomi nilai yang didapat berdasarkan hasil analisis adalah kategori dapat
diterima. Masyarakat lokal merasa pengembangan pariwisata pada kawasan
tersebut membantu peningkatan pendapatan mereka yang sebelumnya bekerja
sebagai petani. Aspek sosial dilihat dari besarnya antusiasme masyarakat terhadap
pengembangan pariwisata. Pada kawasan ini, masyarakat lokal turut serta di
dalam pengembangan pariwisata dengan berperan aktif dalam penyediaan
pelayana pariwisata seperti rumah makan dana komodasi serta mengelola daya
tarik wisata. Manajemen pengelolaan kawasan juga mendapatkan nilai yang baik
dengan telah sesuainya pengembangan kawasan dengan rencana induk kawasan.
Strategi pengembangan pariwisata diperlukan untuk meningkatkan penilaian
wisatawan terhadap pariwisata kawasan dilakukan pada masing-masing aspek.
Pasa aspek daya tarik kawasan, strategi utama yang dilakukan adalah
mengoptimalkan pengelolaan keunikan dan keindahan daya tarik wisata kawasan
serta memfasilitasi daya tarik dengan jalur dan fasilitas yang aman bagi semua
kelompok usia. Pada aspek pelayanan dan akomodasi, strategi pengembangan
yang utama adalah mengoptimalkan pelayanan terutama pada fasilitas wisata dan
fasilitas umum penunjang kegiatan pariwisata. Sedangkan, pada aspek
aksesibilitas dan transportasi, strategi utama yang dilakukan adalah
mempertahankan kualitas jalan dan memperbaiki kerusakan yang menjadi
kekurangan yang dirasakan pengunjung. Ketersediaan informasi pada kawasan
dapat ditingkatkan dengan menyeragamkan papan petunjuk informasi yang
dibutuhkan seperti titik daya tarik, papan petunjuk, serta informasi kawasan serta
memberikan pelayanan informasi berupa peta wisata bagi pengunjung kawasan.
strategi pada aspek promosi dilakukan dengan memberikan program dengan
penawaran tertentu kepada pengunjung yang memberikan ulasan menarik melalui
media sosial mengenai pengalaman berwisata pada kawasan serta
menyelenggarakan kegiatan yang dapat menarik wisatawan pada segmen tertentu.