Jalan merupakan ruang kota yang penting karena hampir setiap orang mengalami
kota ketika bersirkulasi melalui jalan dan memperoleh kesan umum terhadap kota.
Streetscape menjadi sumber informasi visual bagi pembentukan persepsi
pengguna jalan terhadap lingkungan kota. Streetscape adalah tampilan visual jalan
sebagai ruang tiga dimensi, yang terbentuk oleh facade bangunan, pepohonan dan
elemen-elemen pembatas jalan lainnya. Karakter streetscape yang memiliki kesan
kuat dapat berperan sebagai representasi identitas kota secara lebih luas. Identitas
kota merupakan hasil dari proses persepsi dan pengalaman masyarakat terhadap
lingkungan kota yang bersifat dinamis dan dapat berubah seiring dengan dinamika
perkembangan kota.
Kota Bogor yang dibangun oleh pemerintah Kolonial Belanda pada abad 18,
dikenal sebagai kota peristirahatan, kota botani dan menjadi tujuan wisata. Namun
pertumbuhan pesat yang terjadi, terutama sejak dibangunnya Jalan Tol Jagorawi
pada tahun 1978, mengakibatkan terjadinya perubahan wajah kota saat ini.
Fungsi-fungsi dan bangunan-bangunan baru tumbuh di sepanjang jalan dan
membentuk karakter streetscape baru. Sejauh mana karakter streetscape Kota
Bogor saat ini mempengaruhi persepsi pengguna jalan terhadap identitas kota
merupakan persoalan yang perlu dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kontribusi karakter streetscape koridor-koridor jalan di Kota Bogor terhadap
identitas kota tersebut, melalui identifikasi komponen pembentuk karakter
streetscape serta menganalisis persepsi penduduk dan pengunjung terhadap
karakter streetscape.
Analisis dengan pendekatan metode campuran (mix method), menghasilkan
temuan bahwa karakter streetscape Kota Bogor yang memiliki kontribusi terhadap
identitas kota direpresentasikan oleh koridor-koridor di sekitar Kebun Raya
Bogor, terutama Jalan Juanda, Jalan Jalak Harupat dan Jalan Pajajaran. Karakter
streetscape koridor-koridor tersebut menjadi representasi kognitif identitas kota
karena dianggap memiliki imageability dan keunikan yang mewakili citra mental
Kota Bogor, yang dibentuk oleh elemen-elemen dominan berupa pepohonan besar
dan teduh, bangunan bersejarah, aktivitas komersial-rekreatif, serta suasana jalan
yang relaxing sekaligus distressing. Meskipun koridor-koridor jalan utama Kota
Bogor tidak memenuhi kriteria sebagai tempat yang nyaman bagi aktivitas pejalan
kaki, namun masih bisa disebut sebagai great street Kota Bogor. Kebijakan
ii
penetapan fungsi jalan yang cenderung berorientasi pada lalu lintas kendaraan,
tidak mendukung pembentukan sense of place jalan sebagai ruang publik. Oleh
karena itu, identitas kota Bogor yang direpresentasikan oleh karakter streetscape
lebih berupa identitas visual, dimana imageability karakter streetscape sangat
dipengaruhi oleh pengaturan lalu lintas yang terkonsentrasi di sekitar Kebun Raya.
Pengaturan pola lalu lintas dapat memperkuat atau memperlemah familiaritas
terhadap suatu koridor jalan, dan mempengaruhi kontribusinya terhadap identitas
kota. Dengan demikian, untuk mempertahankan identitas Kota Bogor sebagai kota
botani yang bersejarah, maka keberadaan Kebun Raya dan elemen-elemen historis
harus dipertahankan, dan pola sirkulasi kota tetap diarahkan ke sekitar Kebun
Raya dengan mengendalikan pertumbuhan aktivitas komersial pada koridorkoridor
jalan di sekitar Kebun Raya. Kontribusi penelitian ini adalah memberi
pemahaman lebih dalam mengenai pembentukan identitas kota melalui
representasi karakter streetscape, khususnya pada konteks perkembangan fungsi
dan karakter jalan di kota-kota di Indonesia pada saat ini.