Untuk menyeragamkan tindakan dan terapi suatu penyakit, rumah sakit membuat suatu pedoman
berupa clinical pathway yang disusun dari berbagai pustaka dan mencerminkan pengalaman klinik
mutakhir dari profesional tenaga kesehatan. Untuk menyesuaikan dengan kondisi aktual yang
terjadi, clinical pathway harus dievaluasi secara rutin. Terdapat clinical pathway untuk glaukoma
sudut terbuka dan tertutup yang telah berlaku di Rumah Sakit Mata (RSM) Cicendo. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepatuhan dokter terhadap clinical pathway,
mengukur tingkat efektivitas terapi, menilai kesesuaian clinical pathway dengan tatalkasana
mutakhir, serta menganalisis potensi drug related problems (DRPs) atau masalah terkait obat.
Penelitian ini merupakan studi deskriptif-observasional retrospektif dengan desain cross-sectional
menggunakan rekam medis pasien pada periode Januari –Maret 2016. Pengambilan data dilakukan
secara purposive sampling dengan jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus Krejcie dan Morgan.
Terdapat 258 sampel pasien, 578 resep, dan 1023 kali kunjungan yang diteliti. Kepatuhan dokter
diukur dari data penggunaan obat pada rekam medik, sedangkan tingkat efektivitas dianalisis
berdasarkan pengukuran tekanan intraokular (TIO) pasien. Kesesuaian clinical pathway dinilai
dengan membandingkan terhadap tatalaksana terapi mutakhir, lalu dilakukan identifikasi potensi
DRPs berdasarkan kriteria penggunaan obat (KPO) yang telah dibuat. Tingkat kepatuhan dokter
terhadap clinical pathway adalah sebesar 98% dengan tingkat efektivitas terapi sebesar 73%. Hasil
evaluasi clinical pathway adalah tidak adanya algoritme serta target terapi. Potensi DRPs yang
teridentifikasi adalah sebanyak 40 kejadian interaksi obat, 4 kejadian duplikasi obat, dan 11
kejadian ketidaktepatan dosis. Persentase kejadian DRPs adalah sebesar 9,5% yang menunjukkan
bahwa terdapat potensi terjadinya 1 kasus DRP setiap 10 resep.