Kanamisin sulfat merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang digunakan untuk mengobati
berbagai infeksi terutama tuberkulosis. Penetapan kadar zat aktif dalam sediaan perlu dilakukan
untuk memenuhi persyaratan efikasi, keamanan, dan mutu obat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan metode FTIR didasarkan pada spektrum khas yang dimiliki kanamisin sulfat
kemudian dibandingkan terhadap metode spektrofotometri sinar tampak. Validasi metode FTIR
dilakukan dengan menentukan parameter spesifisitas, linieritas, akurasi, presisi, rentang, batas
deteksi, dan batas kuantifikasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa kanamisin sulfat memberikan
hubungan linear pada rentang 0,25 –1,5% dengan koefisien korelasi sebesar 0,99975. Perolehan
kembali sebesar 99,18 - 100,27%, presisi intraday dan interday sebesar 1,14%; 0,69%; 0,76%; dan
0,33%. Batas deteksi dan kuantifikasi masing-masing sebesar 0,04% dan 0,12%. Metode yang telah
tervalidasi digunakan untuk menentukan kadar kanamisin sulfat dalam sediaan injeksi dan hasilnya
memenuhi persyaratan kompendial. Metode spektrofotometri sinar tampak diverifikasi dengan
parameter linearitas, akurasi, presisi, rentang, batas deteksi, dan batas kuantifikasi pada panjang
gelombang absorbansi maksimum 564 nm. Metode yang telah terverifikasi digunakan untuk
menentukan kadar kanamisin sulfat dalam sediaan injeksi dan hasilnya memenuhi persyaratan
kompendial. Tidak ada perbedaan bermakna antara hasil penetapan kadar metode FTIR dengan
penetapan kadar metode spektrofotometri sinar tampak. Kedua metode dapat dijadikan metode
alternatif dalam penetapan kadar kanamisin sulfat dalam sediaan injeksi dengan kelebihan yang
dimiliki metode FTIR yaitu waktu pengujian yang lebih cepat, metode yang lebih sederhana, dan
biaya yang lebih terjangkau.