Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) merupakan suatu sistem pemeliharaan kesehatan
proaktif bagi pasien penyakit kronis yang mengikuti program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Salah satu penyakit kronis yang menjadi perhatian adalah diabetes melitus. Diabetes melitus
merupakan penyakit kronis dengan komplikasi yang berbahaya, sehingga diperlukan pengendalian
dan penanganan penyakit dengan benar. Kepatuhan penggunaan obat merupakan salah satu
parameter yang penting dalam penanganan diabetes melitus. Pada penelitian ini dilakukan studi
di Klinik Medika Antapani Bandung untuk menentukan pengaruh Prolanis terhadap kepatuhan
penggunaan obat dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan tersebut.
Penilaian kepatuhan dilakukan dengan kuesioner adaptasi dari Medication Compliance
Questionnaire yang telah divalidasi. Evaluasi kepatuhan penggunaan obat dilakukan pada 75
pasien diabetes melitus tipe 2 yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Prolanis
sebanyak 38 pasien dan non Prolanis sebanyak 37 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat kepatuhan pada kelompok Prolanis lebih baik dibandingkan non Prolanis, tetapi
perbedaannya tidak signifikan secara statistik. Jumlah pasien yang patuh pada kelompok Prolanis
sebanyak 24 pasien (63,16%), sedangkan pada non Prolanis sebanyak 16 pasien (43,24%).
Berdasarkan evaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien, didapatkan bahwa
jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, durasi diabetes melitus, jumlah obat anti diabetes yang
diterima, dan adanya efek samping obat tidak mempengaruhi kepatuhan pasien pada kelompok
Prolanis dan non Prolanis. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan kedua kelompok
tersebut adalah kesibukan pasien dengan pekerjaan atau kegiatannya.