Puskesmas Puter melayani pengobatan hipertensi pada pasien yang mengikuti program
pengelolaan penyakit kronis (prolanis) dan pasien yang tidak mengikuti program prolanis (non
prolanis). Pemantauan efektivitas terapi hipertensi perlu dilakukan untuk memastikan terapi sudah
tepat sasaran dan pasien tidak mengalami drug related problems (DRPs) atau masalah terkait obat.
Oleh karena itu, dilakukan pengkajian efektivitas terapi hipertensi, identifikasi potensi DRPs dan
faktor yang mempengaruhi efektivitas terapi hipertensi. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif-observasional dilakukan secara konkuren dan cross sectional, pada bulan Januari - Maret
2017 di Puskesmas Puter dengan subjek penelitian merupakan sampel dari populasi pasien
hipertensi yang dihitung dengan rumus Slovin. Efektivitas terapi dianalisis berdasarkan pencapaian
target tekanan darah sesuai JNC VIII; identifikasi potensi DRPs berdasarkan Kriteria Penggunaan
Obat (KPO) yang ditetapkan sebelumnya; dan identifikasi faktor yang mempengaruhi efektivitas
terapi hipertensi melalui wawancara kepada pasien. Efektivitas terapi hipertensi pada pasien
prolanis (n = 176) berkisar 66,48% dan 45,53% pada pasien non prolanis (n = 1131). Potensi DRPs
yang teridentifikasi adalah ketidaktepatan seleksi obat sebanyak 23 kejadian pada pasien non
prolanis, ketidaktepatan dosis berturut-turut sebanyak 12 kejadian dan 2 kejadian pada pasien
prolanis dan non prolanis, dan potensi interaksi obat sebanyak 38 kejadian dan 279 kejadian
berturut-turut pada pasien prolanis dan non prolanis, terdapat potensi terjadinya satu DRP setiap
tiga resep. Faktor yang mempengaruhi efektivitas terapi hipertensi pada pasien prolanis maupun
non prolanis di Puskesmas Puter adalah kebiasaan makan tinggi asupan natrium, olahraga yang
tidak teratur, rendahnya kepatuhan pasien terhadap terapi.