Informasi obat merupakan salah satu layanan kefarmasian di Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) yang dilakukan oleh Apoteker untuk meningkatkan pencapaian hasil terapi yang
optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas layanan informasi obat, tingkat
motivasi dan tingkat pengetahuan responden, dan jenis informasi obat yang diharapkan diberikan
di dua puskesmas kota Bandung yaitu Puskesmas Puter dan Pusksesmas Sekeloa. Penelitian ini
termasuk penelitian deskriptif observasional dengan desain cross-sectional secara konkuren dari
Januari –April 2017 menggunakan kuesioner yang sudah tervalidasi. Pemilihan responden
dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling. Pada penelitian ini jumlah responden
Puskesmas Puter adalah 409 orang, sedangkan Puskesmas Sekeloa adalah 374 orang. Kualitas
layanan informasi obat puskesmas dianalisis menggunakan analisis gap terhadap lima dimensi
kualitas layanan, sedangkan tingkat kepatuhan responden diukur dengan menggunakan Modified
Morisky Scale (MMS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan persepsi kualitas
layanan informasi obat di Puskesmas Puter adalah 3,8 sedangkan Puskesmas Sekeloa adalah 3,7
dari skala 5. Kualitas layanan informasi obat terendah di kedua puskesmas adalah dimensi
fasilitas. Kualitas layanan informasi obat Puskesmas Puter tidak berbeda bermakna dengan
Puskesmas Sekeloa (p = 0,700). Responden umumnya memiliki tingkat motivasi dan tingkat
pengetahuan yang tinggi yaitu 76,04% di Puskesmas Puter dan 81,02% di Puskesmas Sekeloa.
Jenis informasi obat seperti kekuatan obat, kontraindikasi, interaksi obat, peringatan/perhatian,
dan tanggal kadaluarsa diberikan kepada sekitar 2,5% dari total responden.