Kemajuan teknologi informasi membawa perubahan yang besar akan praktek-praktek dalam bermasyarakat. Adanya kebutuhan akan konektivitas jaringan internet dan penggunaan smartphone yang semakin meluas merupakan dua ciri tanda teknologi informasi semakin berkaitan erat dengan perilaku manusia sehari-hari. Berangkat dari dua hal tersebut kemudian layanan-layanan digital berkembang dan ditawarkan kepada masyarakat. Terdapat antusiasme penerimaan yang begitu besar dalam bisnis-bisnis layanan digital, terlihat dalam fenomena transportasi berbasis aplikasi digital atau transportasi online seperti Gojek di Indonesia. Kehadiran transportasi layanan digital diduga membawa kontribusi yang besar pada peningkatan kesejahteraan, produktivitas, dan perkembangan inovasi di masyarakat. Namun disisi lain, penerimaan masyarakat akan fenomena tersebut menjadi bias. Munculnya dampak-dampak sosial dan kontroversi yang ditimbulkan akibat keberadaan transportasi digital seakan luput dari perhatian. Kemudian permasalahan-permasalahan ini coba ditelusuri dalam penelitian melalui kerangka analisis komposisi agensi dan translasinya dalam teori jejaring-aktor (Actor-Network Theory). Melalui kerangka tersebut diharapkan dapat menggambarkan fenomena apa yang sebenarnya tengah terjadi dan dapat memberikan penilaian-penilaian secara lebih independen kepada para pelaku dan pemangku kepentingan. Sehingga kedepannya pengembangan layanan digital di Indonesia dapat dilakukan dengan lebih baik dan membuka ruang-ruang diskusi ilmiah lintas disiplin.