Indonesia merupakan negara kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar dunia
bertemu, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik.
Interaksi antar lempeng-lempeng tersebut lebih lanjut menempatkan Indonesia
sebagai wilayah yang memiliki aktivitas kegunungapian dan kegempaan yang
cukup tinggi. Kota Bandung merupakan salah satu daerah yang memiliki risiko
terdampak gempa bumi cukup tinggi dengan keberadaan kawasan kampung kota
yang padat, dan kejadian bencana yang tidak dapat diprediksi, sangat berpengaruh
terhadap tingginya korban jiwa dan kerugian harta benda yang dapat ditimbulkan.
Namun dengan melakukan tindakan siaga bencana hal tersebut dapat
diminimalisir. Tindakan siaga bencana yang diterapkan pada skala permukiman
akan sangat membantu dalam menekan jumlah kerugian yang ditimbulkan. Dalam
upaya mewujudkan kesiapsiagaan bencana, masyarakat yang bermukim di
Kelurahan Tamansari tepatnya di RW 15 dan RW 16 yang termasuk ke dalam
wilayah administrasi Kecamatan Bandung Wetan membutuhkan jalur dan tempat
evakuasi sebagai salah satu upaya persiapan dalam menghadapi bencana gempa
bumi yang kejadiannya tidak dapat di perdiksi. Dalam penentuan jalur evakuasi di
lokasi penelitian, masyarakat menjadi penentu utama dalam pemilihan jalur.
Penentuan jalur evakuasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dapat
meminimalisir jumlah korban yang diakibatkan oleh bencana gempa bumi. Maka
dari itu penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
memberikan fakta yang ditemukan dilapangan sesuai persepsi dan preferensi
masyarakat terhadap jalur dan tempat yang dapat digunakan untuk evakuasi yang
dijelaskan secara lebih mendetail. Sebelum melakukan kegiatan participatory GIS
yang menjadi bagian dari kegiatan town watching, peneliti melaksanakan kegiatan
FGD dengan melakukan tanya jawab kepada peserta FGD yang berkaitan dengan
pengetahuan masyarakat terkait gempa bumi. Hasil dari kegiatan FGD yaitu dapat
mengetahui persepsi masyarakat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
persiapan dalam menghadapi gempa bumi, dimana sebagian besar masyarakat
sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan gempa bumi dan kemana akan
mengevakuasi ketika bencana gempa bumi terjadi. Sedangkan hasil dari
pelaksanaan town watching dengan melakukan participatory GIS menunjukan
hasil preferensi masyarakat terhadap kondisi jalan yang sempit dan dilingkupi
bangunan yang padat membuat masyarakat kesulitan untuk melakukan evakuasi.
Tidak hanya itu, minimnya ruang terbuka untuk digunakan sebagai tempat
evakuasi membuat masyarakat tidak mengetahui harus kemana mengamankanvi
diri. Adapun ruang terbuka yang tersedia di lokasi penelitian kapasitasnya sangat
jauh dari cukup untuk menampung warga sehingga tempat-tempat yang
berpotensi menimbulkan bencana susulan dipilih warga untuk mengamankan diri.
Dengan demikian peneliti menyusun jalur evakuasi yang dapat digunakan sebagai
alternatif untuk menuju tempat evakuasi yang lebih aman ketika bencana gempa
bumi terjadi sewaktu-waktu. Jalur evakuasi yang disusun menggunakan jalur-jalur
berdasarkan hasil preferensi masyarakat pada saat kegiatan participatory GIS
yang ditinjau dari masalah yang dapat menimbulkan bahaya susulan seperti
kebakaran, terjadinya longsor dan rubuhnya jembatan.