Pirazinamid merupakan salah satu obat tuberkulosis lini pertama yang banyak digunakan setelah
rifampisin. Pengobatan tuberkulosis pada anak memerlukan penyesuaian dosis berdasarkan bobot
badan anak sehingga dibuat serbuk bagi sebagai alternatif untuk membuat sediaan yang memiliki
dosis yang sesuai. Namun, ada resiko dari penyiapan sediaan serbuk bagi yaitu keseragaman
kandungan bahan aktif dalam setiap bungkus sediaan yang dapat menyebabkan tujuan terapi tidak
tercapai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sediaan serbuk bagi yang dibuat oleh
tenaga kerja kefarmasian serta mengevaluasi kinerja dari tenaga kerja kefarmasian yang menyiapkan
sediaan serbuk bagi di instalasi farmasi rumah sakit. Penelitian diawali dengan melakukan survei dan
wawancara kepada apoteker di rumah sakit, dilanjutkan dengan pengambilan sampel sediaan serbuk
bagi pirazinamid yang disiapkan oleh tenaga kerja kefarmasian di instalasi farmasi rumah sakit
sebanyak 3 kali pada 3 hari yang berbeda dalam rentang 3–4 minggu. Sampel sediaan serbuk bagi
yang telah diambil kemudian ditimbang bobotnya. Kadar sediaan serbuk bagi ditentukan dengan
menggunakan spektrofotometer UV-Visibel pada panjang gelombang 271 nm dan dievaluasi
keseragamannya. Dari total 225 bungkus sampel dosis 300 mg dengan batas toleransi kadar ±7%
diperoleh persentasi sebesar 36,44% sampel yang memenuhi kriteria. Perbandingan penyiapan
serbuk bagi menggunakan metode di literatur dan dengan penimbangan menunjukkan hasil yang
jauh lebih baik, di mana dengan sampel yang berada di dalam batas toleransi ±7% pada metode
literatur dan penimbangan sebesar 77,78% dan 95,56%. Perbaikan penyiapan serbuk bagi untuk
individualisasi dosis anak sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan terapi tuberkulosis pada
pasien anak.