Albendazol merupakan obat anticacing spektrum luas. Obat yang merupakan golongan
benzimidazol karbamat ini umumnya digunakan untuk mengatasi infeksi larva cacing sistiserkosis ,
echinococcosis, nematoda meliputi ascariasis, enterobiasis, cacing tambang, stronglyoidiasis dan
trichuriasis (Sweetman. 2009). Berdasarkan sistem bioklasifikasi, obat ini termasuk kelas 2 dimana
kelarutan rendah dan permeabilitas tinggi (Torrado et al. 1997). Untuk mengatasi keterbatasan
tersebut, banyak strategi dilakukan seperti pembentukan kompleks garam, kosolven, kompleksasi
dan kombinasi obat dengan pembawa. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan mikrokapsul
yang dapat meningkatkan laju disolusi dari albendazol dengan menggunakan 2 polimer yang
bersifat hidrofilik serta membandingkannya. Mikrokapsul dibuat dengan metode spray drying,
serta digunakan perbandingan antara obat dan polimer 1:1, 1:2, dan 1:4 (b/b). Viskositas polimer
PVP K-30 dan PEG 6000 (0,5 ; 1 ; 2% b/v) perlu disesuaikan sebelum membuat larutan feed.
Formula masing-masing larutan feed berisi albendazol, PVP K-30, laktosa, aerosil. Sedangkan
formula lainnya berisi albendazol, PEG 6000, laktosa, aerosil. Evaluasi mikrokapsul meliputi
persentase hasil yang didapatkan, efisiensi enkapsulasi, ukuran partikel, morfologi partikel, dan uji
disolusi in vitro. Larutan feed yang dihasilkan memiliki rentang pH 4,16 - 6,31. Rendemen tertinggi
sebesar 42,67% dan efisiensi enkapsulasi tertinggi sebesar 71,50
±5,13%
didapatkan pada
formula PEG F-3. Mikrografi mikroskop elektron menunjukkan distribusi ukuran ABZ-PVP K-30
sebesar 2-10
??
dan ABZ-PEG 6000 sebesar 3-10
??
. Pola difraksi menunjukkan kedua
mikrokapsul bersifat amorf. Persen terdisolusi tertinggi pada menit ke 60 didapatkan pada
formula PVP F-1 sebesar
81,66±
1,44%. Peningkatan laju disolusi bervariasi pada setiap formula.
Hasil analisis faktor similaritas menunjukkan adanya kesamaan pada PVP F-1 dengan PEG F-1, PVP
F-2 dengan PVP F-3, PVP F-2 dengan PEG F-2, dan PVP F-3 dengan PEG F-3. Berdasarkan hasil
percobaan didapatkan PVP F-1 memiliki efisiensi disolusi sebesar
74,64±
3,21% dan PEG F-1
sebesar
69,61±6,63%
dalam 60 menit. Nilai efisiensi disolusi keduanya menunjukkan tidak
berbeda bermakna satu sama lain (p > 0,05).