BAB 1 Wahyu Eka Pratiwi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Wahyu Eka Pratiwi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Wahyu Eka Pratiwi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Wahyu Eka Pratiwi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Wahyu Eka Pratiwi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Wahyu Eka Pratiwi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Underground Coal Gasification merupakan metode yang digunakan untuk mengubah lapisan
batubara bawah tanah menjadi produk gas yang biasa disebut gas sintetis melalui proses kimia
yang mudah terbakar tanpa melalui proses penambangan secara konvensional. Konsep UCG
pertama kali dikembangkan di Inggris yang kemudian dilanjutkan oleh Uni Soviet dalam uji
lapangan UCG yang dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Di Indonesia sendiri UCG sudah
mulai diteliti oleh Tekmira, namun publikasi mengenai UCG masih sangat sedikit. Oleh karena
itu perlu dilakukan penelitian mengenai UCG skala Laboratorium untuk melakukan analisis
mengenai produk gas hasil pengujian Underground Coal Gasifiction skala Laboratorium yang
diharapkan nantinya mampu dijadikan acuan untuk melakukan penelitian skala besar.
Pengujian UCG dimulai dengan preparasi sampel yang dilanjutkan dengan pengujian gasifikasi
batubara skala laboratorium. Terdapat 2 sampel batubara yang digunakan dalam pengujian
yaitu Batubara Sub-bituminus dari daerah Kalimantan (Uji X) dan Batubara Bituminus dari
daerah Sawahlunto (Uji Y-1 dan Uji Y-2). Pembakaran awal dilakukan dengan mengalirkan
gas propana ke dalam tabung reaktor menggunakan burner. Selanjutnya digunakan campuran
gas oksigen dan udara tekan untuk menjaga bara api tetap menyala. Setelah nyala api mulai
stabil dan mulai keluar gas dari hasil pembakaran selanjutnya dilakukan sampling gas
menggunakan pompa hisap yang akan disimpan dalam kantong gas tedlar. Produk gas hasil
pembakaran akan dilakukan pengecekan konsentrasi syngas menggunakan alat Gas
Chromatography untuk diketahui konsentrasi gas CH4, CO2 dan CO.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan didapatkan konsentrasi gas CH4 terbesar adalah
351,39 ppm (Batubara Bituminus Uji Y-2(1)) serta konsentrasi gas CO terbesar adalah
10.100,70 ppm (Batubara Bituminus Uji Y-2 (1)). Adapun konsentrasi gas CO2 untuk semua
pengujian berada pada rentang 149,55 ppm (Uji Y-2(1)) sampai 257,52 ppm (Uji Y-2(2)). Hasil
ini menunjukkan bahwa diantara pengujian yang dilakukan Uji Y-2 (Batubara Bituminus
kondisi pengujian terkungkung) memiliki kondisi yang paling baik dengan indikasi konsentrasi
gas CH4 dan CO yang tinggi serta gas CO2 berada pada nilai rata-rata.
Perpustakaan Digital ITB