digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC karya

Pembangunan pertanian perkotaan yang berkelanjutan (Sustainable Agriculture Development) sebagai wujud dari ketahanan pangan, tampaknya mudah dicapai. Namun nyatanya banyak program pembangunan pertanian perkotaan yang belum berkesinambungan karena seringkali program tersebut dilakukan secara spasial. Hal itu salah satunya dikarenakan kurang efektifnya komunikasi antara pemerintah dan petani melalui sistem penyuluhan pertanian. Dengan pemanfaatan Teknologi Informasi diharapkan dapat dijadikan salah satu solusi yang tepat atas permasalahan tersebut, yaitu pengembangan framework dan prototipe aplikasi penyuluhan pertanian perkotaan disingkat “TaniKot”, dengan menggunakan pendekatan konsep mobile learning dan gamifikasi. Perangkat tersebut kemudian diujicobakan pada program nasional bernama Kawasan Rumah Pangan Lestasi (KRPL) dengan studi kasus di Kabupaten Mojokerto. Penelitian ini menggunakan metodologi Design Research Methodology (DRM). Pada tahapan studi petunjuk dikembangkan framework berdasarkan desain instruksional ADDIE dan dikombinasikan dengan empat framework yaitu framework pertanian perkotaan, mobile learning lifelong, framework gamifikasi FRAGGLE dan SDT. Pada tahapan studi deskriptif II dilakukan evaluasi untuk mengetahui pengaruhnya setelah menggunakan aplikasi terhadap tingkat motivasi dan pengetahuan petani. Evaluasi menggunakan model evaluasi Kirkpatrick, yaitu evaluasi reaksi dan evaluasi pembelajaran, yang melibatkan 60 petani anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) peserta program KRPL. Evaluasi reaksi diukur menggunakan model motivasi ARCS yang menunjukkan bahwa framework usulan dapat meningkatkan motivasi belajar petani dibandingkan dengan konvensional, dengan variabel yang paling berpengaruh adalah variabel perhatian (Attention) dan variabel relevan (Relevance). Evaluasi pembelajaran menunjukkan bahwa framework usulan secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan petani sebesar 64,42%, serta menunjukkan bahwa penyuluhan dengan sistem Tanikot lebih baik daripada penyuluhan konvensional.