digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Intan Lestari Dewi
PUBLIC Garnida Hikmah Kusumawardana

Pengolahan air limbah tekstil yang mengandung antrakuinon dan pewarna azo merupakan tantangan besar karena struktur aromatik dan toksisitasnya yang kompleks. Penelitian ini mempelajari penyisihan pewarna antrakuinon reactive blue 4 (RB4), single azo reactive orange 16 (RO16), dan diazo reactive red 120 (RR120) juga reactive black 5 (RB5) dengan konsentrasi awal 150 mg/L dalam medium padat (PDA) dan submerged fermentation form (SFF) menggunakan berbagai jamur pelapuk putih (JPP). T. versicolor memiliki aktivitas enzim dominan terbaik (lakase) di antara JPP lain (186 U.l-1). Studi penyisihan warna diamati pada kondisi SFF dan hanya menggunakan ekstrak kasar enzim lakase. Untuk kultur cairan jamur menggunakan medium kirk, T. versicolor secara positif dapat menyisihkan pewarna tekstil reaktif. Di antara empat pewarna yang digunakan, RB4 memiliki persentase penyisihan warna tertinggi (99,99%), dibandingkan dengan RB5 (98,03%), RR120 (90,56%) dan RO16 (63,52%). Uji stabilitas pH dan suhu menunjukkan bahwa ekstrak kasar enzim lakase memiliki aktivitas terbaik dalam kisaran pH 2,4 dan suhu 20 0C. Persentase penyisihan warna terbaik menggunakan ekstrak kasar enzim lakase adalah RB4 yaitu 99,84% dengan waktu inkubasi selama 60 menit. Metabolit yang terbentuk setelah biotransformasi oleh ekstrak kasar enzim lakase diamati menggunakan FTIR. Hasil spektra FTIR menunjukkan bahwa struktur antrakuinon, ikatan nitrogen, dan gugus amino RB4 dapat dipecah oleh ekstrak kasar enzim lakase. Studi toksisitas menggunakan Bacillus sp. menegaskan bahwa produk biotransformasi RB4 berkurang toksisitasnya dibandingkan dengan pewarna induk sebelum dilakukan pengolahan.