Keberadaan Sungai Winong sebagai ekosistem riparian di tengah kampus memiliki peran
strategis untuk mengendalikan fungsi hidrologis bagi kawasan. Adanya pengikisan pada tebing
sungai yang berimplikasi pada pendangkalan dan penggenangan kawasan di sekitarnya
mengindikasikan tebing sungai cenderung kurang stabil. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan stabilitas tebing sungai berdasarkan kuat geser tanah, karakteristik akar vegetasi,
dan parameter fisik sungai. Pengujian kekuatan geser tanah dilakukan pada tiga lokasi berbeda
yaitu, tegakan Ficus racemose, Inocarpus fagifer, dan Cerbera manghas. Parameter
karakteristik akar yang yang diukur adalah Indeks Jangkar Akar (IJA), Indeks Cengkeram Akar
(ICA), arsitektur akar, dan kerapatan panjang akar. Pengambilan data fisik sungai dilakukan
secara langsung dengan melakukan pengukuran di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh nilai IJA dan ICA untuk ketiga jenis pohon (Loa, Gayam dan Bintaro) masingmasing
adalah 0.02, 0.09 dan 0.0 (IJA) dan 0.33, 0.09 dan 0.4 (ICA). Hal ini menunjukkan
nilai IJA dan ICA ketiga jenis pohon tergolong dalam kategori rendah (<0.1 dan <1,5) dengan
tipe arsitektur heart root. Nilai kerapatan panjang akar untuk jenis Loa, Gayam dan Bintaro
masing-masing sebesar 0.37 cmxcm-3, 0.17 cmxcm-3 dan 0.26 cmxcm-3, sedangkan nilai
kekuatan geser tanah adalah 22.62 kPa (Loa), 20.37 kPa (Gayam) dan 20.72 kPa (Bintaro).
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara kerapatan panjang akar dan kekuatan
geser tanah sangat erat (R=0,893). Hasil uji statistik, mengindikasikan bahwa karakteristik fisik
sungai tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kekuatan geser tanah (f=0.301 dengan
?>0.05). Dapat disimpulkan, secara umum tebing Sungai Winong tergolong tidak stabil,
diindikasikan oleh belum efektifnya vegetasi dalam menahan tebing sungai.