digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertamina, sebagai badan usaha milik negara yang bergerak di sektor energi harus mengimbangi perannya sebagai koporasi yang berorientasi kepada profit dengan mandatnya sebagai perusahaan nasional yang memiliki mandat untuk memenuhi kebutuhan domestik, baik di sektor hulu maupun hilir. Pertamina sendiri adalah sebuah korporasi yang terdiversifikasi dan memiliki 24 anak perusahaan, terdiri anak perusahaan yang bergerak di bisnis inti di sektor hulu dan hilir migas, hingga anak perusahaan yang tidak memiliki keterikatan di bisnis inti seperti rumah sakit, finansial, penerbangan dan hotel. Pada tahun 2014, harga minyak jatuh dan menyebabkan menurunnya sektor energi. Kondisi ini memberikan tantangan yang cukup berat kepada Pertamina, terutama pada anak perusahaan di bidang hulu. Kinerja Pertamina secara relatif terbilang rendah. Beberapa parameter, seperti return on asset (ROA) dan return on net asset (RONA) masih dibawah standar industri. Economic Value Added (EVA) juga menunjukkan angka negatif. Kondisi ini memberikan indikasi bahwa walaupun Pertamina masih mencetak profit, namun korporasi tidak dalam keadaan sehat Maka dalam kondisi global dan kinerja saat ini, adalah sebuah kesempatan yang bagus bagi Pertamina untuk meninjau dan meluruskan strategi korporasinya untuk mengatasi tantangan tersebut. Oleh karena itu, di tugas akhir ini penulis menyusun pengajuan strategi korporasi turnaround untuk Pertamina, berdasarkan kondisinya di tahun 2015-2018. Strategi turnaround merupakan bagian dari strategi penghematan yang berfokus pada perbaikan dari efisiensi operasi, dan sangat tepat untuk dijalankan apabila korporasi menghadapi masalah yang besar namun belum mencapai kritis. Dengan melakukan strategi turnaround, diharapkan semua anak perusahaan Pertamina dapat memiliki nilai ekonomis yang rigid dan sinergi yang baik diantara anak perusahaan untuk men-support visi dan misi korporasi.