digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Agus Fadhlan
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

COVER Muhammad Agus Fadhlan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Agus Fadhlan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3A Muhammad Agus Fadhlan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3B Muhammad Agus Fadhlan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3C Muhammad Agus Fadhlan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3D Muhammad Agus Fadhlan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3E Muhammad Agus Fadhlan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4A Muhammad Agus Fadhlan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4B Muhammad Agus Fadhlan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4C Muhammad Agus Fadhlan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4D Muhammad Agus Fadhlan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Agus Fadhlan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Muhammad Agus Fadhlan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Agus Fadhlan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Sebagai sebuah negara maritim, keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia cukup banyak bergantung dengan kondisi lautnya, terkhusus untuk masyarakat pesisir. Namun, permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat pesisir adalah tantangan menghadapi garis pantai yang mengalami kemunduran karena erosi. Salah satu wilayah yang langsung terkena dampak tersebut adalah wilayah Pantai Dadap yang berlokasi di Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Oleh karena itu, dibutuhkan bangunan pelindung pantai yang dapat menanggulangi kerusakan wilayah pesisir Dadap akibat erosi. Perencanaan bangunan pelindung pantai diawali dengan menganalisis kemunduran garis pantai pada program Coastal Engineering Design and Analysis System (CEDAS) modul Nearshore Evolution Modeling System (NEMOS). Simulasi juga dilakukan untuk membandingkan beberapa alternatif bangunan pantai berupa revetment, breakwater, groin, serta kombinasi struktur tersebut yang kemudian dipilih struktur yang paling tepat berdasarkan kebutuhan. Bangunan pelindung pantai yang dipilih untuk mengatasi permasalahan Pantai Dadap adalah breakwater yang ditempatkan sejauh 88 m dari garis pantai dengan konfigurasi sebanyak 6 buah dengan jarak antar breakwater 60 m dan panjang 120 m. Breakwater didesain dengan elevasi puncak +2.66 m dari dasar perairan dengan armor batu alam.