digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Bayu Jamalullael
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Bayu Jamalullael
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Bayu Jamalullael
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Bayu Jamalullael
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Bayu Jamalullael
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Bayu Jamalullael
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Seiring dengan meningkatnya permintaan nikel dunia, perusahaan tambang nikel melakukan pengembangan area tambang, termasuk pada area yang semula dianggap selesai. Perubahan tutupan lahan sebagai akibat dari kegiatan pembukaan lahan pada pengembangan suatu area, akan dapat mempengaruhi tingkat erosi lahan area tersebut. Teknologi pengindraan jauh dapat digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan tutupan lahan tersebut dengan lebih praktis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan tingkat erosi lahan karena pengembangan area tambang dengan dibantu teknologi pengindraan jauh untuk pertimbangan perancangan sarana pengelolaan lingkungan. Area penelitian adalah Hill Kathryn, suatu area di Blok Sorowako PT Vale Indonesia, yang mulai dilakukan penambangan kembali pada tahun 2016 sejak dihentikan pada Tahun 2009. Data Citra satelit yang digunakan dalam analisis perubahan tutupan lahan pada rentang tahun 2015 – 2023. Bersama dengan data pendukung berupa data curah hujan tahunan, tipe jenis tanah dan topografi, data tersebut kemudian digunakan untuk mengestimasi tingkat erosi menggunakan metode USLE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengindraan jauh cukup efektif untuk mendeteksi perubahan tutupan lahan. Seiring dengan kemajuan penambangan, secara umum luas lahan yang dibagi berdasarkan tutupan vegetasi (forest dan grass, area mined) mengalami perubahan sesuai dengan karakteristik kegiatan penambangan. Area dengan kategori forest mengalami penurunan karena pembukaan lahan menjadi area kerja tambang sehingga area mined bertambah. Perubahan juga terjadi pada panjang dan kemiringan lereng yang mengalami peningkatan karena berubah menjadi area kerja tambang. Perubahan kondisi lahan pada periode tersebut menghasilkan klasifikasi tingkat erosi pada area forest (termasuk area reklamasi yang sudah lama) antara sangat ringan – ringan sedangkan area grass (termasuk area reklamasi baru) antara ringan – sedang dan untuk area mined antara sedang – berat. Tingkat erosi tertinggi terjadi pada tahun 2021 kemudian menurun hingga tahun 2023. Perhitungan neraca beban sedimen yang harus dikelola yang dihitung berdasarkan hasil estimasi volume erosi total pada periode tersebut dan kapasitas tampung sedimen di kolam pengendap menunjukkan bahwa tidak semua volume sedimen yang tererosi terbawa hingga ke sedimen pond karena sudah terendapkan pada daerah aliran permukaan yang landai di bagian hulu kolam pengendap.