Pipa jenis electrical resistance welding (ERW) merupakan salah satu jenis pipa yang
umum digunakan dalam jalur perpipaan minyak dan gas (migas) di Indonesia. Pipa jenis ini
sudah dapat dimanufaktur oleh perusahaan-perusahaan pembuat pipa di Indonesia. Namun,
kemampuan perusahaan-perusahaan ini dalam mendeteksi cacat retakan yang sangat kecil
(microcracks) pada sambungan lasan pipa masih terbatas. Cacat retakan ini apabila dibiarkan
dapat membesar hingga menyebabkan kebocoran atau kegagalan pipa. Oleh karena itu,
diperlukan suatu metode untuk menentukan kelayakan operasi pipa yang memiliki cacat
retakan agar kerugian akibat kegagalan pipa dapat dihindari.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan kelayakan operasi pipa
adalah metode penilaian fitness-for-service (FFS). Pada tugas sarjana ini, penilaian FFS akan
digunakan untuk menganalisis kelayakan operasi dua buah pipa penyalur gas yang memiliki
cacat retakan dengan lima konfigurasi berbeda. Penilaian FFS dilakukan berdasarkan
prosedur penilaian level 3 dari standar API 579-1 Part 9. Pada penilaian ini akan ditentukan
kelayakan operasi pipa pada kondisi awal ukuran retakan, batas maksimum ukuran retakan,
yang diizinkan, dan langkah mitigasi untuk mengatasi retakan yang akan atau telah melewati
batas ukuran maksimum yang diizinkan.
Hasil studi kasus pada tugas sarjana ini menemukan bahwa, untuk kondisi awal
ukuran retakan, kedua pipa layak untuk dioperasikan. Selain itu, batas ukuran maksimum
retakan yang diizinkan juga telah ditentukan dengan mengulang analisis sambil
membesarkan ukuran retakan pada tiap konfigurasi secara bertahap. Sementara itu, metode
yang direkomendasikan untuk mitigasi cacat retakan adalah penggerindaan segmen pipa
yang memiliki retakan dan analisis ulang kelayakan operasi pipa dengan menggunakan
penilaian level 1 API 579-1 Part 5.