Phalaenopsis violacea merupakan salah satu jenis anggrek yang berasal dari
Sumatera dan Malaysia Barat. Populasi anggrek ini terus mengalami penurunan
pada beberapa dekade terakhir karena habitatnya yang terus berkurang sehingga
P. violacea ditetapkan menjadi salah satu tumbuhan yang rentan mengalami
kepunahan (vulnerable). Sebagai upaya untuk meningkatkan konservasi dan
pengembangan anggrek P. violacea, dilakukan berbagai penelitian terhadap
anggrek ini, misalnya melalui metode kultur jaringan. Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan media yang paling baik untuk proliferasi protocorm like-body
(plb) dan durasi waktu perendaman yang paling banyak menginduksi tetraploidi
pada plb P. violacea. Dalam penelitian ini, media proliferasi plb menggunakan
penambahan bahan organik yang berbeda pada media Murashige & Skoog dengan
setengah konsentrasi (½ MS) selama 16 minggu, kemudian dilanjutkan induksi
tetraploidi dengan merendam plb dalam larutan kolkisin 0,2% dengan variasi
inkubasi selama 6, 12, 24, 48, dan 72 jam. Setelah perendaman dengan kolkisin,
plb ditanam pada media ½ MS dengan penambahan sukrosa 1% dan arang aktif
0,1%. Setelah 6 minggu, plb ditransfer pada media yang paling baik untuk
proliferasi plb P. violacea selama 40 minggu. Beberapa aspek yang diamati dalam
penelitian ini meliputi tingkat kesintasan dan regenerasi plb, tingkat ploidi planlet,
kerapatan dan ukuran stomata, serta jumlah kloroplas pada sel penjaga. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa media dengan penambahan 5% ekstrak pisang
Mas merupakan media yang paling baik untuk proliferasi plb dengan
menghasilkan 1,2 ± 0,53 plb pada minggu ke-4, 2,80 ± 1,16 daun pada minggu
ke-12, dan 0,50 ± 0,29 akar pada minggu ke-16. Perendaman dengan larutan
kolkisin 0,2% selama 72 jam adalah durasi perendaman yang paling banyak
menginduksi tetraploidi pada plb P. violacea. Hal ini dibuktikan pada hasil
analisis ploidi dengan menggunakan flow cytometry yang menunjukkan bahwa
67% dari plb yang direndam selama 72 jam merupakan planlet tetraploid. Jika
diamati pada karakter morfologisnya, planlet tetraploid memiliki jumlah daun dan
akar yang lebih sedikit daripada diploid. Ukuran stomata pada planlet tetraploid
lebih besar dibandingkan dengan planlet diploid yaitu 43,27 ± 0,89 ?m sehingga
kerapatan stomatanya lebih rendah sekitar 26,33 ± 5,82/mm2
. Jumlah kloroplas
pada sel penjaga pada planlet tetraploid lebih banyak sekitar 76,33 ± 10,39
kloroplas dibandingkan dengan planlet diploid. Dari hasil penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa media dengan penambahan 5% ekstrak pisang Mas menjadi
media yang paling baik untuk proliferasi plb P. violacea dan perendaman plb
selama 72 jam merupakan durasi perendaman yang menginduksi paling banyak
planlet tetraploid.