digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Phalaenopsis violacea merupakan salah satu jenis anggrek yang berasal dari Sumatera dan Malaysia Barat. Populasi anggrek ini terus mengalami penurunan pada beberapa dekade terakhir karena habitatnya yang terus berkurang sehingga P. violacea ditetapkan menjadi salah satu tumbuhan yang rentan mengalami kepunahan (vulnerable). Sebagai upaya untuk meningkatkan konservasi dan pengembangan anggrek P. violacea, dilakukan berbagai penelitian terhadap anggrek ini, misalnya melalui metode kultur jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan media yang paling baik untuk proliferasi protocorm like-body (plb) dan durasi waktu perendaman yang paling banyak menginduksi tetraploidi pada plb P. violacea. Dalam penelitian ini, media proliferasi plb menggunakan penambahan bahan organik yang berbeda pada media Murashige & Skoog dengan setengah konsentrasi (½ MS) selama 16 minggu, kemudian dilanjutkan induksi tetraploidi dengan merendam plb dalam larutan kolkisin 0,2% dengan variasi inkubasi selama 6, 12, 24, 48, dan 72 jam. Setelah perendaman dengan kolkisin, plb ditanam pada media ½ MS dengan penambahan sukrosa 1% dan arang aktif 0,1%. Setelah 6 minggu, plb ditransfer pada media yang paling baik untuk proliferasi plb P. violacea selama 40 minggu. Beberapa aspek yang diamati dalam penelitian ini meliputi tingkat kesintasan dan regenerasi plb, tingkat ploidi planlet, kerapatan dan ukuran stomata, serta jumlah kloroplas pada sel penjaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media dengan penambahan 5% ekstrak pisang Mas merupakan media yang paling baik untuk proliferasi plb dengan menghasilkan 1,2 ± 0,53 plb pada minggu ke-4, 2,80 ± 1,16 daun pada minggu ke-12, dan 0,50 ± 0,29 akar pada minggu ke-16. Perendaman dengan larutan kolkisin 0,2% selama 72 jam adalah durasi perendaman yang paling banyak menginduksi tetraploidi pada plb P. violacea. Hal ini dibuktikan pada hasil analisis ploidi dengan menggunakan flow cytometry yang menunjukkan bahwa 67% dari plb yang direndam selama 72 jam merupakan planlet tetraploid. Jika diamati pada karakter morfologisnya, planlet tetraploid memiliki jumlah daun dan akar yang lebih sedikit daripada diploid. Ukuran stomata pada planlet tetraploid lebih besar dibandingkan dengan planlet diploid yaitu 43,27 ± 0,89 ?m sehingga kerapatan stomatanya lebih rendah sekitar 26,33 ± 5,82/mm2 . Jumlah kloroplas pada sel penjaga pada planlet tetraploid lebih banyak sekitar 76,33 ± 10,39 kloroplas dibandingkan dengan planlet diploid. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa media dengan penambahan 5% ekstrak pisang Mas menjadi media yang paling baik untuk proliferasi plb P. violacea dan perendaman plb selama 72 jam merupakan durasi perendaman yang menginduksi paling banyak planlet tetraploid.