digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Meilani Sri Suryani
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Meilani Sri Suryani
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Meilani Sri Suryani
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Meilani Sri Suryani
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Meilani Sri Suryani
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Meilani Sri Suryani
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Meilani Sri Suryani
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia terletak di jalur subduksi aktif yang merupakan bagian dari zona ring of fire. Akibatnya, disepanjang jalur tersebut terdapat banyak gunung api aktif. Saat ini Indonesia memiliki 127 gunung api aktif yang dapat mengalami erupsi kapan saja. Salah satu gunung api aktif di Indonesia adalah Gunung Batur yang terletak di Kintamani, Bali. Gunung Batur yang sekarang merupakan sebagian dari Gunung Batur Purba yang telah meletus sekitar 29.300 tahun yang lalu membentuk kaldera I, dan letusan besar kedua sekitar 20.150 tahun yang lalu membentuk kaldera II dan Danau Batur. Sehingga saat ini Gunung Batur memiliki struktur kaldera ganda dengan puncak tertinggi di 1.717 meter. Gunung Batur terbentuk akibat subduksi lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia. Subduksi lempeng menghasilkan peleburan kerak bumi menjadi magma. Sebelum magma keluar ke permukaan, magma terakumulasi di kerak membentuk kantong magma. Dimensi kantong magma dan kondisi geologi gunung berpengaruh terhadap besar letusan suatu gunung api. Sistem geometri kantong magma dapat dimodelkan dan dapat dimanfaatkan untuk meneliti potensi bahaya bencana gunung api. Penelitian ini menggunakan analisis gayaberat untuk interpretasi struktur bawah permukaan. Model bawah permukaan dibuat dari peta anomali Bouguer lengkap cetak Gunung Batur, yang selanjutnya dilakukan digitasi untuk mendapatkan peta anomali Bouguer lengkap digital. Rentang nilai anomali gayaberat pada peta anomali Bouguer lengkap adalah 75 – 150 mGal. Pemisahan anomali regional dan residual menggunakan metode moving average, menghasilkan peta anomali residual dengan rentang nilai anomali gayaberat -44 – 16 mGal. Respon anomali rendah pada daerah puncak gunung mengindikasikan adanya kehadiran kantong magma di bawah permukaan. Magma bersifat cair dengan komposisi andesit basaltik dan memiliki densitas sebesar 2,0 g/cc. Pemodelan 2,5D menggunakan background density sebesar 2,4 g/cc. Hasil dari pemodelan menunjukkan bahwa kantong magma Gunung Batur berada pada kedalaman ±2200 meter di bawah permukaan laut. Berdasarkan pemodelan, litologi tertua berumur tersier yang terdiri dari endapan Lava Cempaga (? = 2,87 g/cc) dan endapan Lava Tejakula (? = 2,68 g/cc). Terdapat struktur sesar normal yang berasosiasi dengan dinding Kaldera I dan Kaldera II yang diperlihatkan dengan lapisan yang tidak menerus.