digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lapangan Panas Bumi Gunung Rajabasa terletak di Provinsi Lampung, Indonesia. Hasil pengamatan pada tahun 2022 menunjukkan adanya manifestasi baru berupa kaipohan di lereng utara Gunung Rajabasa. Kaipohan adalah manifestasi dengan keluaran gas intensif dan pembentukan alterasi argilik, tetapi mempunyai temperatur permukaan yang mendekati temperatur udara sekitar. Keberadaan manifestasi non-termal ini menjadi penanda aktivitas gas magmatik dan dapat menunjukkan perilaku aliran fluida di bawah permukaan. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui karakteristik manifestasi kaipohan, meliputi distribusi mineral alterasi hidrotermal serta keluaran gas CO2 dan H2S. Metode penelitian yang digunakan mencakup studi pustaka, analisis penginderaan jauh, pemetaan detail lapangan termasuk pengambilan sampel, pengukuran temperatur dan pH tanah, pengukuran konsentrasi gas CO2 dan H2S, serta analisis laboratorium berupa analisis petrografi, X-Ray Fluorescence (XRF) dan dua jenis X-Ray Diffraction (XRD), yakni bulk dan clay treatments. Hasil analisis penginderaan jauh menunjukkan kaipohan terletak di dalam fitur melingkar di lereng utara Gunung Rajabasa dengan bukaan vegetasi yang signifikan. Analisis geologi menunjukkan bahwa area kaipohan memiliki litologi lava andesit piroksen dan dipengaruhi oleh sesar turun menganan berarah barat lauttenggara. Mineral alterasi yang teridentifikasi melalui analisis laboratorium terdiri dari kristobalit, tridimit, kaolinit, piropilit, ilit, klorit, smektit, alunit, dan anhidrit. Area kaipohan memiliki temperatur 22–26?C (diukur pada kedalaman rata-rata 30 cm) dan pH tanah antara 0,16 dan 7,00. Hasil pengukuran konsentrasi gas secara langsung di lapangan menggunakan pompa gas menunjukkan bahwa area kaipohan mengeluarkan gas CO2 di atas 4000 ppm dan H2S antara 5 hingga lebih dari 60 ppm.