Lapangan Panas Bumi Gunung Rajabasa terletak di Provinsi Lampung, Indonesia.
Hasil pengamatan pada tahun 2022 menunjukkan adanya manifestasi baru berupa
kaipohan di lereng utara Gunung Rajabasa. Kaipohan adalah manifestasi dengan
keluaran gas intensif dan pembentukan alterasi argilik, tetapi mempunyai
temperatur permukaan yang mendekati temperatur udara sekitar. Keberadaan
manifestasi non-termal ini menjadi penanda aktivitas gas magmatik dan dapat
menunjukkan perilaku aliran fluida di bawah permukaan.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui karakteristik manifestasi kaipohan,
meliputi distribusi mineral alterasi hidrotermal serta keluaran gas CO2 dan H2S.
Metode penelitian yang digunakan mencakup studi pustaka, analisis penginderaan
jauh, pemetaan detail lapangan termasuk pengambilan sampel, pengukuran
temperatur dan pH tanah, pengukuran konsentrasi gas CO2 dan H2S, serta analisis
laboratorium berupa analisis petrografi, X-Ray Fluorescence (XRF) dan dua jenis
X-Ray Diffraction (XRD), yakni bulk dan clay treatments.
Hasil analisis penginderaan jauh menunjukkan kaipohan terletak di dalam fitur
melingkar di lereng utara Gunung Rajabasa dengan bukaan vegetasi yang
signifikan. Analisis geologi menunjukkan bahwa area kaipohan memiliki litologi
lava andesit piroksen dan dipengaruhi oleh sesar turun menganan berarah barat lauttenggara. Mineral alterasi yang teridentifikasi melalui analisis laboratorium terdiri
dari kristobalit, tridimit, kaolinit, piropilit, ilit, klorit, smektit, alunit, dan anhidrit.
Area kaipohan memiliki temperatur 22–26?C (diukur pada kedalaman rata-rata 30
cm) dan pH tanah antara 0,16 dan 7,00. Hasil pengukuran konsentrasi gas secara
langsung di lapangan menggunakan pompa gas menunjukkan bahwa area kaipohan
mengeluarkan gas CO2 di atas 4000 ppm dan H2S antara 5 hingga lebih dari 60
ppm.