digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Fransiscus X John Brazer
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Fransiscus X John Brazer
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Fransiscus X John Brazer
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Fransiscus X John Brazer
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Fransiscus X John Brazer
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Fransiscus X John Brazer
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Pada masa pemerintahan Bapak Joko Widodo (2014-2019), pembangunan infrastruktur dan hunian merupakan fokus utama pemerintah Indonesia. Berbeda dengan masa pemerintahan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (2009-2013), yang berfokus pada subsidi energi, kesehatan dan pendidikan. Hal ini tercermin dari naiknya anggaran infrastruktur dan residential dari 184 triliun rupiah pada tahun 2013 menjadi 415 triliun rupiah pada tahun 2019. Anggaran tersebut didelegasikan secara mayoritas kepada empat perusahaan konstruksi terbesar milik Negara diantaranya PT. Adhi Karya Tbk. (ADHI), PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) dan PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA). Kondisi ini tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga meningkatkan jumlah utang keempat perusahaan tersebut. Penelitian ini ditujukan untuk mengukur, membandingkan performa keuangan perusahaan menggunakan analisis ratio keuangan dan memvalidasi level kesehatan keempat BUMN tersebut dengan menggunakan Surat Keputusan (SK) Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. KEP-100/MBU/2002 serta menganalisis perkembangan struktur modal keempat perusahaan tersebut pada periode 2009-2018. Rasio keuangan yang digunakan adalah; laba atas ekuitas, laba atas investasi, rasio kas, rasio lancar, periode penagihan, perputaran persediaan, perputaran total aset dan total ekuitas terhadap total aset dan divalidasi menggunakan SK Menteri BUMN, serta rasio utang terhadap asset, utang terhadap ekuitas, perputaran kas terhadap kewajiban serta pemasukan terhadap bunga utang untuk menganalisi keadaan utang perusahaan. Rating kesehatan keuangan perusahaan yang didapatkan pada periode 2009-2018 : ADHI (AA, AA, AA, AA, AA, AA, A, BBB, A, A), PTPP (AA, AA, AA, AA, AA, AA, AA, A, A, A), WSKT (AA, AA, AA, AA, AA, AA, A, A, A, A), WIKA (AA, AA, AA, AA, AA, AA, AA, A, A, A) secara berurutan, sedangkan untuk keadaan cashflow dan struktur modal perusahaan berada pada level ‘hati-hati’ di periode 2014-2018. Dapat disimpulkan bahwa pada periode 2014-2018 performa keuangan perusahaan menurun dan kondisi struktur modal perusahaan berada pada kondisi yang perlu diperhatikan dibandingkan periode 2009-2013. Keempat perusahaan perlu meningkatkan efisiensi, divestasi anak perusahaan dan diversifikasi usaha untuk memperbaiki kondisi keuangannya.