digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Tedy Setiadi
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Tedy Setiadi
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Tedy Setiadi
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 2 Tedy Setiadi
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Tedy Setiadi
PUBLIC Irwan Sofiyan


BAB 5 Tedy Setiadi
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 6 Tedy Setiadi
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA Tedy Setiadi
PUBLIC Irwan Sofiyan

Saat ini telah dikenal konsep konstruksi berkelanjutan, yaitu penyelenggaraan konstruksi yang mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan selain aspek ekonomis. Pelaksanaan konstruksi berkelanjutan telah diamanahkan dalam UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Kesuksesan konstruksi berkelanjutan sendiri tidak terlepas dari peran jaringan rantai pasoknya, sedangkan rantai pasok yang akan terlibat dipilih melalui proses pengadaan, sehingga dalam proses pengadaan tersebut perlu mempertimbangkan aspek berkelanjutan. Penggunaan material beton ready mixed yang dominan pada proses konstruksi, khususnya pembangunan gedung memiliki dampak lingkungan dan sosial yang besar, maka dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pengadaan berkelanjutan dalam pengadaan supplier beton ready mixed yang dilakukan oleh kontraktor Indonesia dalam rangka mewujudkan pelaksanaan konstruksi berkelanjutan. Tingkat penerapan proses pengadaan supplier beton ready mixed oleh kontraktor akan dibandingkan dengan dengan ISO 20400 yang merupakan pedoman fleksibel pengadaan berkelanjutan dan best practices pengadaan berkelanjutan pada proyek Olimpade London 2012 serta berbagai literatur mengenai pekerjaan beton berkelanjutan untuk dapat melihat lebih detail penerapan kriteria pekerjaan beton ready mixed berkelanjutan. Penelitian dilakukan dengan analisis data kualitatif yang didapat melalui wawancara semistruktur yang dilakukan terhadap 4 kontraktor BUMN dan 1 kontraktor BUMS di Indonesia yang pernah melaksanakan proyek green building. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis didapatkan bahwa proses pengadaan beton oleh kontraktor telah memenuhi 44% - 76% prinsip pengadaan berkelanjutan pada ISO 20400. Untuk pemenuhan kriteria pekerjaan beton berkelanjutan kontraktor masih minim inisiasi, penerapannya masih 16%-25% karena unsur berkelanjutan pada spesifikasi beton masih terbatas pada kriteria yang ditentukan oleh owner. Dalam penelitian ini diuraikan gambaran perbandingan praktik pengadaan berkelanjutan supplier beton ready mixed oleh kontraktor di Indonesia dengan standar ISO 20400 serta best practices pengadaan berkelanjutan serta apa saja hambatan yang dihadapi dalam penerapan pengadaan berkelanjutan dan bagaimana upaya peningkatan penerapan pengadaan berkelanjutan pada pengadaan supplier beton ready mixed oleh kontraktor di Indonesia di masa yang akan datang.