digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Jap Nelson Adolf
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Jap Nelson Adolf
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Jap Nelson Adolf
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Jap Nelson Adolf
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Jap Nelson Adolf
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Jap Nelson Adolf
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Indonesia tetap menjadi salah satu pasar yang paling menjanjikan di antara negara-negara Asia, dengan populasinya yang sekarang menempati peringkat keempat dalam populasi dunia dan kelas menengah yang tumbuh dengan daya beli rumah tangga yang lebih tinggi, juga kebiasaan belanja yang meningkat. Populasi yang lebih tinggi akan menyebabkan permintaan yang lebih tinggi untuk memenuhi konsumsi masyarakat Indonesia, terutama dari sektor makanan dan minuman, pakaian dan alas kaki, perawatan pribadi dan rumah tangga, dll. Dengan kemajuan teknologi, perilaku konsumsi masyarakat berubah seiring berjalannya waktu dan membuat peta persaingan di ritel sektor bergeser dengan tidak hanya perusahaan besar yang ikut serta tetapi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga mengambil bagian dalam menyediakan kebutuhan konsumen Indonesia. Dan salah satu sektor yang terkena dampak dari kemajuan teknologi, adalah sektor pakaian dan alas kaki. Matahari adalah salah satu pelopor operator department store (retil) di Indonesia yang kini menghadapi perubahan bentuk pasar dan lingkungan bisnis. Karena pembelanjaan konsumen tampaknya lebih terfokus pada tabungan, perjalanan, dan rekreasi. Dalam tiga tahun terakhir, pendapatan Matahari masih meningkat tetapi laba bersihnya semakin menurun setiap tahunnya. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kinerja keuangan Matahari untuk periode 2014 hingga 2018. Dan untuk mengukur kinerja keuangan Matahari, Penulis menggunakan Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100 / MBU / 2002 dan Kerangka DuPont menjadi dasar untuk menganalisis kesehatan keuangan Matahari dan profitabilitasnya dalam lima tahun terakhir. Analisis DuPont dilakukan untuk menganalisis faktor yang paling berpengaruh yang akan memengaruhi Pengembalian Ekuitas perusahaan. Ada delapan rasio keuangan yang digunakan, Pengembalian Investasi; Pengembalian Ekuitas; Rasio Kas; Rasio saat ini; Periode pengumpulan; Perputaran persediaan; Total Perputaran Aset; Total Ekuitas ke Total Aset. Ada tiga tingkatan dalam penilaian kesehatan, yaitu sehat (AAA, AA, A); kurang sehat (BBB, BB, B); tidak sehat (CCC, CC, C). Hasil dari delapan rasio keuangan dari 2014-2018 menyimpulkan bahwa Matahari berada dalam kategori sehat dan cenderung meningkat (dari AA ke AAA). Matahari memiliki kesehatan keuangan lebih baik di antara dua pesaingnya (MAP dan Ramayana).