Biomassa adalah sumber daya terbarukan yang memiliki potensi sangat besar sebagai sumber energi. Salah satu pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi adalah gasifikasi untuk menghasilkan gas sintetik (syngas) yang kemudian dikonversi menjadi etanol. Proses yang sedang berkembang adalah fermentasi gasin yang dilakukan pada temperatur dan tekanan yang rendah. Dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil fermentasi, salah satunya adalah moda operasi. Laporan ini menyajikan hasil penelitian fermentasi gasin oleh Clostridium ljungdahlii secara kontinu dibandingkan secara batch, ditinjau dari konsentrasi sel, asetat, dan etanol serta persentase pemanfaatan gasin.
Proses fermentasi dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah fermentasi batch selama 10-14 hari. Tahap kedua adalah fermentasi secara kontinu. Laju pengenceran sebesar 0,015 jam-1 dan 0,007 jam-1 digunakan untuk melihat pengaruh laju pengenceran terhadap hasil fermentasi. Membran serat berongga mulai digunakan sejak hari kedua untuk resirkulasi media dan meningkatkan transfer massa gas-cair. Analisis yang dilakukan adalah biomassa dengan spektrofotometri, produksi etanol dan asam asetat dengan HPLC dan komposisi gas dengan GC.
Fermentasi kontinu dengan laju pengenceran 0,015 jam-1 menghasilkan asetat dengan konsentrasi 2,12 g/L, etanol 0,09 g/L dan sel 0,56 g/L, sedangkan fermentasi dengan laju pengenceran 0,007 jam-1 menghasilkan asetat dengan konsentrasi 1,05 g/L, etanol 0,58 g/L, dan sel 0,37 g/L. Peningkatan laju pengenceran dapat menunjang pertumbuhan sel, namun tidak mendukung produksi etanol yang merupakan non-growth associated product. Peningkatan aktivitas ini diperkuat dengan persentase konsumsi CO yang lebih besar pada laju pengenceran yang lebih besar (36 % pada 0,015 jam-1 dibandingkan dengan 27% pada 0,007 jam-1).