digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Buah-buahan lokal di berbagai daerah di dunia telah menjadi bagian penting bagi ekosistem dan sistem sosial-budaya masyarakat sejak lama serta memiliki potensi yang besar sebagai sumber pangan alternatif dan kegunaan lain. Meskipun demikian, keberadaan pohon-pohon buah ini telah menurun seiring bergesernya konsumsi buah masyarakat dan alih fungsi lahan. Oleh karena itu, pohon-pohon buah ini (selanjutnya diistilahkan dengan underutilized fruit trees, UFT) menjadi bagian penting dari upaya konservasi tumbuhan dunia di dalam kerangka Global Strategy for Plant Conservation (GSPC) sebagai derifasi dari Convention on Biological Diversity (CBD), di mana Indonesia merupakan anggota aktif. Dalam konteks Jawa Barat, diketahui setidaknya 49 jenis UFT yang tersebar di kebun-kebun talun dan hutan rakyat, khususnya di lingkungan masyarakat adat, meskipun buahnya sangat sulit dijumpai di pasaran. Penelitian ini bermaksud mengangkat kembali nilai penting UFT bagi masyarakat Jawa Barat melalui rencana pengelolaan yang mengkolaborasikan pemangku kepentingan (stakeholder). Secara spesifik, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kekayaan jenis, populasi, persebaran, pemanfaatan, dan pengelolaan UFT di Jawa Barat; menentukan pihak-pihak yang berpotensi turut serta dalam upaya pengelolaan UFT Jawa Barat beserta perannya; dan menentukan rencana pengelolaan kolaboratif untuk pelestarian UFT Jawa Barat. Pengambilan data dilakukan di tujuh wilayah masyarakat adat Jawa Barat, melalui metode analisis vegetasi, jelajah dan wawancara semi terstruktur. Wawancara juga dilakukan dengan para stakeholder (lembaga pemerintah daerah dan pihak swasta yang terkait dengan pelestarian keanekaragaman hayati dan pangan lokal di Jawa Barat) untuk mendapatkan informasi terkait kapasitas berbagai pihak beserta keterbatasannya. Analisis data meliputi identifikasi kondisi UFT Jawa Barat, analisis peran serta keterbatasan stakeholder, dan perumusan rencana pengelolaan yang dilakukan dengan mengkombinasikan analisis deskriptif kualitatif, pendekatan system thinking, dan logical framework approach (LFA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 38 jenis UFT dapat ditemukan di lingkungan masyarakat adat Jawa Barat dengan populasi yang sangat rendah dan pemanfaatan yang minim. Jenis-jenis UFT dianggap tidak memiliki nilai ekonomi sehingga saat ini tidak ada minat dari masyarakat untuk melestarikannya, padahal beberapa jenis buah UFT diperjualbelikan dengan harga yang cukup tinggi di pasar daring. Pihak-pihak yang berpotensi dilibatkan dalam upaya pengelolaan UFT di Jawa Barat adalah universitas/lembaga penelitian, masyarakat pedesaan sebagai pengelola sumber plasma nuftah, petani buah sebagai pembudidaya, pihak swasta sebagai penggerak bisnis (termasuk melalui investasi dan CSR), dan berbagai instansi pemerintah di Jawa Barat yang terkait dengan konservasi keanekaragaman hayati dan produksi pangan, dan pihak-pihak lain sebagai agen konservasi dan pengembangan potensi UFT. Berdasarkan kapasitas dan keterbatasan para pihak, rencana pengelolaan UFT Jawa Barat disusun, yang meliputi program untuk menumbuhkan minat masyarakat, peningkatan populasi UFT, dan pengembangan potensi UFT agar dapat dimanfaatkan secara luas dan berkelanjutan.