digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Keterlambatan adalah salah satu hal yang harus dihindari oleh sebuah perusahaan dalam menyelesaikan sebuah proyek demi memenuhi kepuasan pelanggan. Dari 24 proyek yang bernilai diatas 1 miliar rupiah, 15 proyek yang dikerjakan oleh PT.ANXX mengalami keterlambatan penyelesaian dengan total keterlambatan 234 hari dengan rata-rata selama 15,6 hari per proyek. Dikarenakan keterlambatan penyelesaian proyek tersebut, PT.ANXX menderita kerugian sebesar Rp 468.000.000 dengan rata-rata sebesar Rp 31.200.000 per proyek. Sebuah angka yang semestinya dapat dialokasikan pada struktur pembiayaan lain yang dibutuhkan oleh perusahaan. Keterlambatan penyelesaian sebuah proyek dapat disebabkan oleh banyak faktor, faktor internal maupun eksternal. Dengan menggunakan metode Current Reality Tree, diketahui bahwa keterlambatan penyelesaian proyek yang terjadi di PT.ANXX disebabkan oleh 4 faktor yaitu Manajemen persediaan yang buruk, Keterbatasan keahlian pekerja, Kurangnya sumberdaya manusia, serta Buruknya kordinasi dan komunikasi internal. Empat solusi bisnis diambil untuk mananggulangi faktor-faktor penyebab keterlambatan tersebut, Perhitungan safety stock dan reorder point untuk menghadapi faktor Manajemen persediaan yang buruk, mentoring untuk menghadapi faktor Keterbatasan keahlian pekerja, outsourcing untuk menghadapi faktor Kurangnya sumberdaya manusia, serta membuat sistem pengumuman terbuka untuk menghadapi faktor Buruknya kordinasi dan komunikasi internal. Dari lima solusi tersebut diharapkan dapat menekan angka keterlambatan sebesar 62,5% - 87,5% dari rata-rata keterlambatan selama 15,6 ? 16 hari (atau sebesar 10 sampai 14 hari) sehingga lama keterlambatan menjadi 2 hingga 6 hari dengan nilai kerugian yang semula sebesar Rp 31.200.000 dapat ditekan hingga Rp 2.000.000 - Rp 12.000.000.