digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Seiring berjalan waktu, kebutuhan manusia terhadap energi semakin meningkat, terutama dalam penggunaan minyak dan gas. Energi perlu diolah terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan oleh manusia, namun tidak semua sumber energi dekat dengan tempat pemrosesan energi atau pengguna energi, contohnya adalah minyak dan gas, sehingga sistem transmisi dan distribusi yang efisien diperlukan. Pipa adalah peralatan yang efisien untuk mendistribusikan minyak dan gas. Interaksi pipa terhadap lingkungan dapat menimbulkan cacat pada pipa yang dapat menimbulkan kegagalan pada sistem perpipaan, salah satu penyebab kegagalan pada sistem perpipaan adalah korosi. Pada tugas sarjana ini, dilakukan penilaian terhadap pipeline sepanjang 102 km dari fasilitas offshore hingga fasilitas onshore, pipa yang terkorosi terletak pada daerah pipa terkubur dari fasilitas onshore hingga lepas pantai. Metode penilaian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada standar ASME B31.G (2012) level 0 hingga level 3. Pada penilaian level 3, analisis dilakukan dengan simulasi numerik menggunakan perangkat lunak Autopipe untuk analisis tegangan pada instalasi pipa dan Ansys untuk analisis tegangan pada segmen pipa dengan kriteria analisis yang mengacu pada API 579 FFS Part 4. Hasil penilaian pipa dari penilaian level 1 hingga level 3 menunjukkan bahwa pipa memenuhi kriteria, sehingga pipa yang terkorosi dapat dioperasikan. Hasil prediksi umur operasi pipa berdasarkan API 579 FFS Part 4 dengan kondisi operasi dan cacat pada akhir inspeksi dengan laju korosi konstan sebesar 0,05 mm/tahun dan pipa masih diizinkan untuk beroperasi selama 2,7 tahun. Hasil perhitungan berdasarkan API 579 Part 2 tekanan maksimum yang ditahan pipa korosi sebesar 822,1 psig, dan metode yang direkomendasikan untuk pipa korosi adalah recoating.