digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen proyek akhir ini membahas mengenai perencanaan heritage trail kawasan Ganesha – Gedung Sate yang menjadi salah satu produk pariwisata pusaka di Kota Bandung. Pariwisata pusaka merupakan salah satu bentuk pariwisata yang memiliki potensi untuk berkembang dengan baik dan dapat menyerap banyak wisatawan. Proyek akhir ini dibutuhkan karena melihat kondisi Kota Bandung yang merupakan salah satu kota yang memiliki banyak peninggalan – peninggalan masa kolonial namun kegiatan pariwisata di kawasan-kawasan bersejarah Kota Bandung belum berkembang secara maksimal. Penentuan lokasi studi dalam proyek akhir ini karena melihat adanya potensi bangunan-bangunan bersejarah serta produk wisatanya. Tujuan proyek akhir ini ialah tersusunnya rencana skema interpretasi yang dapat mendukung kegiatan pariwisata di kawasan Ganesha – Gedung Sate melalui identifikasi karateristik daya tarik pusaka, karakteristik target wisatawan dan rumusan konsep skema interpretasi. Perencanaan heritage trail ini juga sejalan dengan arahan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kota Bandung no 1 tahun 2013, tentang pembangunan kawasan strategis pariwisata daerah guna mengendalikan perkembangan pariwisata ke arah yang lebih baik lagi dengan membaginya ke dalam beberapa kawasan strategis pariwisata daerah yang salah satunya ialah Kawasan pariwisata pendidikan dan sejarah Ganesha – Gedung Sate yang berada pada ruang lingkup wilayah Kecamatan Coblong dan Kecamatan Bandung Wetan. Sebagai upaya pengembangan pariwisata yang mengangkat tema besar pusaka Kota Bandung, perencanaan ini menggunakan pendekatan perencanaan pariwisata interpretif (interpretive planning) dengan metode interpretasi guided trail. Pendekatan ini pada dasarnya bertujuan untuk mengangkat makna dan membentuk identitas ruang melalui serangkaian kegiatan interpretasi tematik yang menyesuaikan dengan karakteristik sumber daya pusaka yang ada dengan ekspektasi wisatawan tentang heritage trail ini. Studi ini, menggunakan metode pendekatan deskriptif campuran antara kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan analisis supply dan analisis spasial kawasan. Analisis spasial dilakukan dengan menganalisis zonasi berdasarkan ruang untuk mengetahui area yang sangat sesuai hingga tidak sesuai pada kawasan studi. Sedangkan, pendekatan kuantitatif digunakan untuk analisis demand dengan cara mengolah data 104 kuesioner yang disebarkan kepada responden dengan profil mahasiswa yang ada di Kota Bandung dan diolah dengan menggunakan Microsoft Excel.. Sample tersebut ditentukan dengan metode pengambilan sample purposive sampling karena penulis beranggapan bahwa sample dalam proyek akhir ini memiliki kriteria – kriteria khusus agar tujuan dari proyek akhir ini dapat tercapai. Dari metode yang telah dilakukan dalam proyek akhir ini sehingga didapatkanlah hasil dari studi berupa karakteristik daya tarik pusaka yang terdapat di kawasan Ganesha Gedung Sate dan terbagi kedalam beberapa jenis dan fungsi bangunan seperti areal perumahan/villa, areal pusat pemerintahan, pusat pendidikan dan bangunan yang menjadi pusat layanan masyarakat pada zaman kolonial. Serta karakteristik wisatawan terkait pola perjalanan yang diminati dalam suatu trail ialah yang memiliki durasi perjalanan sekitar 1-2 jam perjalanan dengan kegiatan yang bertujuan untuk mencari informasi terkait daya tarik wisata pusaka yang dikunjungi. Selain itu mayoritas responden juga menilai bahwa daya tarik pusaka yang ada di kawasan ini merupakan sesuatu hal yang menarik dan penting untuk diketahui. Perencanaan heritage trail yang dihasilkan dalam studi ini ialah berupa konsep dan perencanaan ruang, aktivitas, fasilitas, dan media interpretasi. Rencana ruang dibagi menjadi tiga ruang yaitu, ruang penerimaan, ruang wisata, dan ruang pelayanan dengan aktivitas dan fasilitas wisata sesuai fungsinya. Hasil studi dalam proyek akhir ini menghasilkan 5 rencana rute yang diklasifikasikan kedalam tiga kategori berdasarkan waktu dan jarak tempuh yaitu : (1) short track merupakan rute memiliki jarak maksimal trail sepanjang 2 km dengan estimasi perjalanan selama 1 jam dan 5-8 titik pemberhentian. Rute ini juga memiliki tiga opsi trail yang terbagi berdasarkan tema besar trail tersebut yaitu trail Ganesha – Gedung Sate, trail Institut Teknologi Bandung dan trail Gedung Sate. (2) medium track yang memiliki jarak rute sepanjang 3,2 km dengan estimasi waktu tempuh selama 2 jam perjalanan dan 10 titik pemberhentian. (3) long track yang memiliki jarak rute sepanjang 5,7 km dengan estimasi waktu tempuh yaitu selama 3-4 jam perjalanan dan 19 titik pemberhentian.