digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Reinhardt Albert Matondang
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Reinhardt Albert Matondang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Reinhardt Albert Matondang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Reinhardt Albert Matondang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Reinhardt Albert Matondang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Reinhardt Albert Matondang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Reinhardt Albert Matondang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Reinhardt Albert Matondang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Reinhardt Albert Matondang
PUBLIC Alice Diniarti

Indonesia adalah negara yang sektor transportasi udaranya masih jauh dari jenuh. Potensi ini disambut maskapai dengan melakukan ekspansi besar-besaran. Di sisi lain, Bandara Soekarno-Hatta sebagai bandara terbesar Indonesia nyatanya telah padat, dan berpotensi memunculkan kerugian tambahan. Pengembangannya pun terkendala lahan, sehingga pemerintah mengemukakan solusi untuk membentuk sistem multibandara, dengan membangun sebuah bandara sekunder di Karawang. Bandara baru tersebut harus menarik agar maskapai bersedia memindahkan seluruh operasinya. Di sisi lain, maskapai tersebut juga harus mampu membawa sejumlah tertentu penumpang demi keberlangsungan bandara dan keseluruhan sistem pada akhirnya. Tujuan utama penelitian ini adalah menemukan maskapai yang tepat tersebut. Lebih lanjut lagi, juga dilakukan analisis sisi udara bandara Karawang. Berfokus hanya pada lima syarat sukses sebuah bandara sekunder, kajian dilakukan terhadap data historis penumpang dan profil pasar setiap maskapai, serta populasi daerah dan data origin-destination. Berdasarkan data tersebut, kemudian dibuat skenario-skenario relokasi maskapai yang mungkin. Skenario yang memenuhi persyaratan kemudian digunakan sebagai dasar untuk analisis sisi udara bandara. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik, PT Angkasa Pura, Departemen Perhubungan, Pemerintah Daerah, dan International Air Transport Association. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lion Air dan AirAsia adalah dua maskapai yang tepat untuk memindahkan operasinya menuju bandara Karawang. Selain itu juga telah direkomendasikan fasilitas sisi udara minimum yang harus dimiliki bandara Karawang nanti.