COVER Fabian Indra Winandi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Fabian Indra Winandi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Fabian Indra Winandi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Fabian Indra Winandi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Fabian Indra Winandi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Fabian Indra Winandi
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Fabian Indra Winandi
PUBLIC Alice Diniarti
Pariwisata merupakan salah satu sektor strategis di Indonesia yang banyak
memanfaatkan daya tarik wisata alam. Daya tarik wisata alam ini sangat
terpengaruh kondisi iklim dan perubahannya. Untuk menghadapi perubahan iklim
tersebut, perlu dilakukan langkah – langkah adaptasi. Langkah adaptasi perubahan
iklim pada bidang pariwisata membutuhkan perencanan dan pengembangan
kepariwisataan yang telah memiliki konsiderasi dan kajian mengenai perubahan
iklim. Karena pariwisata merupakan sektor yang banyak melibatkan berbagai
pemangku kepentingan berbeda, dalam kajian dampak perubahan iklim pada
pariwisata diperlukan kajian dari berbagai perspektif yang berbeda. Studi ini
bertujuan untuk mengidentifikasi dampak perubahan iklim terhadap
pengembangan pariwisata dari perspektif para pemangku kepentingan melalui
studi kasus destinasi wisata Pantai Kuta, Bali.
Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk mengamati
perspektif wisatawan melalui survei kuesioner dengan analisis statistik deskriptif
dalam bentuk analisis frekuensi dan tabulasi silang. Metode kuantitatif juga
digunakan dalam mengamati kondisi iklim di wilayah studi melalui analisis
statistik deskriptif pada data iklim harian yang didapat dari Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Metode kualitatif digunakan untuk
mengamati perspektif pemangku kepentingan lainnya, yakni pemerintah,
pengusaha pariwisata, dan desa adat. Metode kualitatif yang digunakan adalah
wawancara dan observasi.
Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa kesadaran wisatawan terhadap perubahan
iklim cukup tinggi, meskipun pemahaman terhadap perubahan iklim cenderung
‘biasa saja’. Wisatawan pun cenderung tidak mengetahui adanya perubahan pada
variabel-variabel iklim di wilayah studi, meskipun melalui analisis data iklim
harian diketahui ada perubahan iklim yang terjadi. Variabel perubahan iklim yang
mempengaruhi pengalaman wisata para wisatawan Kuta Bali lebih banyak terkait
ii
dengan keselamatan, kecuali terkait perubahan cuaca tiba-tiba dan ekstrim. Hal ini
sejalan dengan perhatian pemerintah dan pihak hotel yang menjadikan
kebencanaan sebagai fokus utama, dibandingkan dengan gejala perubahan iklim
yang mengganggu pengalaman wisata tanpa memiliki risiko keselamatan. Akan
tetapi, sudah ada pembangunan tembok pembatas oleh pemerintah yang
merupakan bentuk adaptasi perubahan iklim dalam mengurangi pasir yang tertiup
angin menuju lokasi akomodasi wisatawan di sekitar pantai. Hal ini sekaligus
menunjukkan implikasi perubahan iklim pada perencanaan dan pengembangan
pariwisata. Saat ini, perubahan iklim sudah masuk ke dalam kajian – kajian dan
dokumen perencanaan di wilayah studi.
Studi ini menunjukkan bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi
keputusan berwisata, pengalaman wisata, dan bagaimana perubahan iklim dapat
mempengaruhi pengembangan pariwisata Pantai Kuta Bali dan sekitarnya melalui
perencanaan dan langkah adaptasi. Studi ini juga menunjukkan bahwa wisatawan
cenderung tidak mengetahui dan memperhatikan perubahan iklim secara langsung
di destinasi wisata, sehingga untuk pengamatan perubahan iklim diperlukan
koordinasi pemerintah dengan masyarakat setempat. Studi ini diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan pariwisata akan perubahan
iklim, sehingga dapat dilakukan langkah – langkah adaptasi perubahan iklim yang
membantu pengembangan pariwisata.